Harga Rekor Terus, Adaro Ungkap Prospek Harga Baru Bara

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
07 September 2021 13:45
FILE PHOTO: The logo of PT Adaro Energy as seen at PT Adaro Energy headquarters in Jakarta, Indonesia, October 20, 2017. REUTERS/Beawiharta/File Photo
Foto: REUTERS/Beawiharta/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara saat ini masih sangat tinggi meski pada perdagangan Senin kemarin (6/9/2021) di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 178,35/ton turun tipis 0,22% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Menanggapi kenaikan harga batu bara, Sekretaris Perusahaan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Mahardika Putranto angkat bicara mengenai prospek harga batu bara ke depan.

Dalam Public Expose Live 2021, Senin kemarin (6/9) dia mengatakan pasar batu bara saat ini cukup positif di mana permintaan sejak awal tahun terus tinggi. Hal ini disebabkan karena adanya pemulihan ekonomi global.

"Selain itu di kuartal II ada summer restocking persiapan menghadapi musim panas. Kenaikan harga gas dan lemahnya produksi listrik PLTA atau hydro juga jadi penopang harga signifikan," ujarnya.

Saat ini China masih menjadi driver pasar batu bara, karena permintaannya masih tinggi dan pasokan domestik China pun belum optimal.

"Adanya inspeksi pemerintah China pada keselamatan kerja berdampak hal ini dampak negatif tingkat inventori di tambang dan pelabuhan sehingga mendorong harga batu bara domestik China tinggi," jelasnya.

Dia memaparkan pergerakan harga komoditas energi ini dalam beberapa tahun terakhir memang menunjukkan bahwa siklus industri batu bara dipengaruhi gejolak ekonomi, politik dan kebijakan pemerintah.

Tahun lalu menurutnya, adalah tahun yang penuh tantangan bagi sektor batu bara.

"Tahun lalu seluruh harga acuan batu bara alami pelemahan karena melemahnya permintaan ekonomi global melambat dan berkurangnya aktivitas industri karena Covid di akhir 2020," jelasnya.

Saat ini harga menunjukkan tren yang membaik karena perekonomian mulai bergerak dan ada dampak faktor cuaca musim dingin. Mendorong konsumsi listrik seperti melalui penggunaan pemanas.

"Sementara pasokan batu bara juga cukup terbatas."

Batu bara menjadi salah satu komoditas yang bersinar tahun ini. Dalam sebulan terakhir, harga batu bara melesat 4,12%. Sementara sejak akhir 2020 (year-to-date), kenaikannya mencapai 14,1%.

Data Refinitiv mencatat, akhir pekan lalu, harga batu bara menyentuh US$ 178,75/ton. Ini adalah rekor tertinggi, setidaknya sejak 2008.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Batu Bara Anjlok, Laba Adaro Energy Drop 27% di Q1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular