
HMSP Masuk, Emiten Anthoni Salim Terdepak dari Big Cap!

Pada pekan lalu IHSG sempat terkoreksi nyaris 1%, yakni terjadi pada perdagangan Rabu (1/9/2021), setelah rilis data PMI Manufaktur dan inflasi Tanah Air.
Aktivitas manufaktur Indonesia pada Agustus 2021 memang cenderung membaik dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, kenaikan tersebut belum bisa membawa ke zona ekspansi.
HIS Markit melaporkan bahwa aktivitas manufaktur Indonesia yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) periode Agustus 2021 adalah 43,7. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 40,1.
PMI menggunakan angka 50 sebagai batas. Kalau masih di bawah 50, maka dunia usaha masih dalam mode kontraksi.
"Gangguan Covid-19 berlanjut terhadap perekonomian Indonesia dab membebani sektor manufaktur selama dua bulan berturut-turut. Meskipun begitu, dengan gelombang kedua Cpvid-19 yang sudah melewati puncak, penurunan produksi dan permintaan perlahan mereda," sebut keterangan tertulis HIS Markit.
Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data laju inflasi Indonesia periode Agustus 2021. Hasilnya tidak jauh dari ekspektasi, laju inflasi masih lambat.
Pada Rabu (1/9/2021), Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto melaporkan inflasi Agustus 2021 adalah 0,03% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Ini membuat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 1,59%.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan terjadi inflasi 0,03% pada Agustus 2021 dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara dibandingkan Agustus 2020 terjadi inflasi 1,59%.
Namun pada perdagangan Jumat (3/9/2021) pekan lalu, IHSG yang sebelumnya sempat melemah langsung rebound dan melesat nyaris 1%.
Pelaku pasar saham di dalam negeri juga merespons positif dari data klaim tunjangan pengangguran Amerika Serikat (AS) pada pekan terakhir Agustus.
Untuk pertama kalinya sejak pandemi virus corona (Covid-19) merebak, data klaim tunjangan pengangguran di pekan terakhir Agustus tercatat hanya 340.000. Angka tersebut lebih rendah dari perkiraan konsensus di 345.000 dan menjadi yang terendah sejak Maret tahun lalu.
Ekonom-ekonom yang disurvei Dow Jones memperkirakan akan ada tambahan angka penciptaan kerja sebanyak 720 ribu di bulan Agustus yang membuat tingkat pengangguran turun ke 5,2%.
Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell telah menegaskan bahwa program pengurangan (tapering) pembelian obligasi di pasar baru akan dimulai setelah data tenaga kerja menguat.
Secara historis, bulan September adalah bulan penuh koreksi. Namun, ekspektasi pembukaan kembali ekonomi diprediksi membuat situasinya berbeda tahun ini.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
