Analisis
Alert! Ini Ciri-ciri Saham Gampang Digoreng Oknum Influencer

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah apresiasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,42% pada perdagangan sepekan terakhir (30 Agustus-3 September), harga saham-saham berkapitalisasi pasar kecil yakni di bawah Rp 500 miliar berhasil melesat kencang hingga menyentuh level ARA (auto reject atas) atau kenaikan tertinggi yang diizinkan regulator.
Berikut saham-saham berkapitalisasi pasar mini yang berhasil terbang pada perdagangan sepekan terakhir, mengacu data BEI:
Tercatat saham-saham dengan market cap mini seperti PT Sunindo Adipersada Tbk (TOYS) yang hanya berkapitalisasi pasar Rp 295 miliar memimpin penguatan dengan apresiasi 83,93%.
Bahkan selain TOYS saham PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) dengan kapitalisasi pasar sangat kecil di angka Rp 87 miliar naik hingga 41,67%. Tentunya sebelum melesat pekan ini market cap AYLS jauh lebih kecil yakni hanyalah Rp 61 miliar.
Terlepas dari saham-saham di atas, kenaikan saham-saham berkapitalisasi pasar mini sejatinya sudah sering terjadi akhir-akhir ini yang ditengarai ada aksi 'goreng-menggoreng' lantaran tidak ada aksi korporasi signifikan.
Aksi 'goreng-menggoreng' saham ini sering diatribusikan kepada para influencer saham yang melakukan aksi pump and dump memanfaatkan kenaikan animo investor ritel, dimana mayoritas para pemain baru ini merupakan pemula di pasar modal sehingga mudah untuk dikelabui.
Berikut ciri-ciri saham yang mudah digoreng oleh investor ritel raksasa dengan modal murah, berdasarkan analisis Tim Riset CNBC Indonesia.
Pertama, tentunya emiten tersebut harus memiliki kapitalisasi pasar yang kecil. Semakin kecil kapitalisasi pasar suatu perusahaan tentu saja akan semakin mudah harganya untuk dikerek naik. Biasanya saham-saham yang berpotensi 'digoreng' memiliki kapitalisasi pasar di bawah Rp 1 triliun.
Kedua, saham tersebut idealnya memiliki porsi pemegang saham publik yang kecil. Hal ini karena pengendali perusahaan biasanya jarang melakukan transaksi jual secara langsung di pasar reguler terutama apabila sahamnya memiliki likuiditas yang terbatas. Apalagi apabila sang pengendali menyimpan sahamnya dalam bentuk warkat sehingga tidak dapat langsung dijual di pasar reguler.
Maka dari itu semakin kecil porsi pemegang saham publik maka jumlah saham beredar di pasar akan semakin kecil pula sehingga harganya dapat dengan mudah dikendalikan.
Bayangkan apabila emiten mini dengan kapitalisasi pasar Rp 50 miliar dengan porsi pemegang saham publik sebesar 25% maka dari itu dengan hanya melakukan pembelian Rp 6,5 miliar, maka si investor X sudah menguasai mayoritas saham beredar sehingga mudah untuk menarik harga sahamnya naik. Jumlah yang tidak terlalu besar tentunya bagi para oknum investor ritel raksasa 'penggoreng' saham.
Terakhir saham yang lebih mudah digerakkan apabila saham tersebut tidak dikuasai oleh suatu pihak tertentu yang memegang saham tersebut dalam jumlah besar atau dengan kata lain saham dengan presentasi kepemilikan yang tersebar secara merata ke banyak orang akan lebih mudah digoreng.
Sekali lagi, analisis ini hanya memberikan informasi soal ciri-ciri, tidak menganjurkan apalagi merekomendasikan Anda untuk 'menggoreng' saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi
(trp/trp)