Simak 8 Kabar Pasar Ini, Bisa Jadi Panduan untuk Cari Cuan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
03 September 2021 08:25
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik masih bertahan di zona merah pada perdagangan Kamis kemarin (2/9/2021). Pelemahan ini imbas dari aksi jual pelaku pasar asing.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi sebesar 0,21% ke level 6.078,22 poin kemarin dengan nilai transaksi Rp 9,30 triliun. Pelaku pasar asing mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 91,64 miliar.

Sementara itu, dari dalam negeri belum ada katalis positif selain rilis data inflasi bulan Agustus yang tumbuh 1,59% secara tahunan atau 0,03% secara kuartalan.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Jumat (3/9/2021):

1. Erick Angkat Ayu Widya Kiswari Jadi Direktur WIKA

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun Buku 2021 di Jakarta, Kamis (2/9/2021). Seperti dikutip dari siaran pers WIKA, RUPSLB menyetujui pengangkatan Rusmanto sebagai Komisaris Independen dan Ayu Widya Kiswari sebagai Direktur Quality, Health, Safety and Environment Perseroan.

Sebelumnya, Ayu merupakan direktur PT Cinere Serpong Jaya (CSJ). Perusahaan itu mengoperasikan ruas jalan Cinere-Serpong. Saat ini, Waskita Toll Road menguasai 34,99% saham CSJ, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 55%, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) 10%, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. 0,01%.

RUPSLB juga membahas mengenai persetujuan perseroan untuk penambahan kegiatan usaha utama perseroan yang telah tertera dalam anggaran dasar perseroan sehingga tidak mengubah Pasal 3 anggaran dasar perseroan, sesuai dengan Ketentuan POJK No. 17/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.

2. Terungkap! Utang Garuda ke Anak BUMN Ini Rp 600 M Lebih

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengalami cobaan bertubi-tubi di masa pandemi. Setelah mencatat kerugian sebesar US$ 898,65 juta atau setara Rp 12,85 triliun (kurs Rp 14.300/US$) pada semester I-2021, Garuda juga terlilit utang.

Garuda Indonesia disebut tercatat memiliki utang sekitar Rp 600 miliar lebih ke salah satu anak perusahaannya yakni PT Gapura Angkasa.

Gapura adalah perusahaan patungan yang didirikan pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu Garuda Indonesia, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero), yang bergerak di bidang usaha jasa ground handling dan kegiatan usaha lainnya yang menunjang usaha penerbangan di bandar udara.

3. Emiten Prajogo Rights Issue Jumbo Rp 15 T, Duitnya buat Apa?

Emiten petrokimia milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) akan melakukan penambahan modal melalui penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Aksi korporasi penawaran umum terbatas (PUT) ini sesuai dengan Hasil Rapat Pemegang Saham pada 15 April lalu.

Dikutip dari prospektus yang terbit di laman keterbukaan publik Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan menawarkan sejumlah 3.794.366.013 (3,79 miliar) saham baru dalam PUT ini.

Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 4.082 atau lebih rendah dari harga penutupan perdagangan Kamis kemarin (1/9) di level Rp 7.675 per saham. Dengan demikian estimasi jumlah dana yang akan diterima oleh perseroan dalam PUT III ini adalah sebesar Rp 15.488.602.065.066 (Rp 15,48 triliun).

4. Butuh Modal, Holding BUMN Pariwisata Minta Suntikan Rp 7,5 T

Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung membutuhkan total dukungan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7,5 triliun dari pemerintah pada tahun 2022.

Menurut Edwin yang juga Wakil Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero), dana itu akan digunakan untuk mendukung program-program anak usaha holding.

Perinciannya antara lain, penguatan modal dan pengembangan infrastruktur induk holding (PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) Rp 400 miliar Selanjutnya, penguatan modal dan pembangunan destinasi pariwisata untuk pengembangan pariwisata di daerah Indonesia Timur (ITDC) Rp 1 triliun. Lalu, penguatan modal dan pengembangan bisnis trading untuk mendukung produk ekspor UMKM (PT Sarinah (Persero) Rp 100 miliar.

Investasi ketersediaan fleet melalui existing airline (PT Garuda Indonesia Tbk) Rp 3 triliun, penguatan modal dan penataan portofolio bisnis pada layanan penunjang penerbangan (PT Gapura Angkasa) Rp 700 miliar dan mendukung pelaksanaan proyek-proyek strategis nasional yang dilakukan PT Angkasa Pura I (Persero) Rp 2 triliun.

5. Harga IPO Rp 680, Emiten Semen Martua Sitorus Bidik Rp 1,2 T

Perusahaan produsen semen merek Merah Putih, PT Cemindo Gemilang akan menawarkan saham perdana di harga Rp 680/saham.

Perusahaan akan melepas 1.718.800.000 saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan demikian akan mendapatkan dana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) senilai Rp 1,16 triliun.

Berdasarkan prospektus ringkas yang disampaikan perusahaan, perusahaan telah mendapatkan efektif pada 31 Agustus 2021 lalu, sehingga masa penawaran umum akan dilaksanakan mulai hari ini, Kamis (2/9/2021) hingga Senin (6/9/2021) mendatang.

6.Pejabat GIC Singapura Mundur dari Komisaris Emtek, Ada Apa?

Amit Kunal, salah satu dari anggota dewan komisaris PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mengumumkan pengunduran dirinya dari induk perusahaan media SCTV dan Indosiar ini. Emtek juga salah satu pemegang saham mayoritas secara tidak langsung di Bukalapak.

Berdasarkan surat yang ditujukan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Corporate Secretary EMTK Titi Maria Rusli mengatakan Amit Kunal telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai komisaris sejak 31 Agustus 2021.

"Perseroan telah menerima surat permohonan pengunduran diri Bapak Amit Kunal sebagai komisaris perseroan atas alasan pribadi. Keputusan penerimaan atas pengunduran diri komisaris perseroan merupakan kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham yang akan diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku," tulis Titi, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (2/9).

7. Terungkap Alasan India Caplok 85% Saham Burger King Indonesia

Burger King (BK) India Limited, dikabarkan berminat untuk mengakuisisi 85% saham PT Sari Burger Indonesia, pengelola Burger King Indonesia.

Mengacu dokumen yang disampaikan perusahaan yang tercatat di Bursa Saham India tersebut pada 27 Agustus 2021 lalu, BK India sudah melakukan pembicaraan terkait potensi akuisisi pemegang saham pengendali tersebut.

BK India mengajukan proposal indikatif kepada F&B Asia untuk mengakuisisi saham pengendali sampai 85% di BK Indonesia secara langsung atau tidak langsung melalui pembelian sekunder dan investasi hingga US$ 40 juta atau setara Rp 572 miliar dengan kurs acuan Rp 14.300 per US$.

BK India meyakini, BK Indonesia dapat menjadi perusahaan yang cocok mengingat pengalaman perseroan dalam mengelola dan mengoperasikan merek Burger King di India.

8. Kantongi Pernyataan Efektif OJK, BABP Rights Issue Rp 4,5 T

PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) atau MNC Bank, anak usaha dari PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) telah mendapatkan Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31 Agustus 2021.

Pernyataan efektif ini untuk melaksanakan penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

BABP berencana menambah modal melalui HMETD, menargetkan 14.234.614.922 saham seri B, dengan rasio 2:1 (dua saham lama akan mendapatkan satu HMETD), maksimal 33,33% dari total modal disetor setelah HMETD.

Dengan harga eksekusi HMETD sebesar Rp 318, BABP menargetkan penghimpunan dana segar hingga Rp 4,5 triliun.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek 9 Informasi Penting Ini, Panduan Buat Transaksi Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular