Investasi Jumbo Cile Katrol Harga Tembaga

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
02 September 2021 13:49
Tim Peneliti Fisika LIPI, Puspitek Tangerang Selatan berhasil mengembangkan masker kain disinfektor berlapis tembaga yang mampu membunuh virus Covid-19 dalam waktu 4 jam.  Jumat (10/7/20). CNBC Indonesia/Tri Susilo Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan riset pada masker kain sebagai upaya penanganan Covid-19 di Indonesia. Inovasi masker ini diperuntukan bagi masyarakat umum, bukan tenaga medis. Peneliti Pusat Penelitian Fisika LIPI Deni Shidqi Khaerudini menyatakan, timnya sedang mengembangkan masker kain disinfektor berbasis lapisan tembaga yang diyakini anti Covid-19. Ini berdasarkan beberapa penelitian terkait tembaga sebagai anti-microbial agent. Penelitian tersebut di antaranya menunjukkan bahwa tembaga telah dikenal sebagai anti-microbial agent (agen anti mikroba) sejak zaman Mesir dan Yunani kuno, seperti untuk perawatan luka dan sterilisasi air. Selain itu, ditemukan terjadinya perusakan bakteri maupun virus akibat kontak dengan tembaga (contact killer), meski berbeda-beda tergantung jenis mikroorganisme. Secara umum, mekanisme perusakan terjadi dengan ion-ion tembaga yang mudah terlepas setelah bakteri atau virus menempel pada lapisan tembaga. Hal ini mengakibatkan kerusakan pada dinding sel dan degradasi DNA atau RNA, sehingga mikroba tidak mampu reproduksi yang berujung pada kematian sel tersebut. Terkait SARS-CoV-2 atau virus corona penyebab Covid-19, penelitian terbaru menunjukkan bahwa virus corona hanya mampu bertahan selama 4 jam di permukaan tembaga. Riset ini juga didasari efektivitas penyaringan (filter) mikroorganisme terhadap masker kain yang selama ini umum digunakan masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19. Diketahui, virus corona berdiameter 0,065-0,125 mikron. Penelitian efektivitas filter masker kain didasarkan pada mikroorganisme B. Atrophaeus yang berdiameter 0,9-1,25 mikron. Hasilnya, masker kain satu lapis memiliki kemampuan filter 69,42 persen dan yang dua lapis sebesar 70,66 persen. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan virus corona yang memiliki diameter 10 kali lipat lebih kecil dari bakteri B. Atrophaeus, maka kemampuan filter masker kain terhadap virus corona jauh lebih rendah. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Masker Berlapis Tembaga (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga mulai rebound setelah turun 2% kemarin. Pada Kamis siang (2/9/2021) pukul 11:45 WIB harga tembaga tercatat US$ 4,27/ton. Naik 0,29% dibandingkan posisi penutupan pada perdagangan kemarin.

Kabar dari Cile mendongkrak harga batu bara dunia. Cile, salah satu produsen tembaga terbesar di dunia, berencana meningkatkan produksi dalam jangka panjang. Produksi tembaga ditargetkan mencapai 7 juta ton per tahun pada 2030 dan meningkat jadi 9 juta ton per tahun pada tahun 2050.

tembagaSumber: Trading Economics

Proyek ini merupakan rencana besar untuk meningkatkan produksi sambil mengurangi kerusakan lingkungan. Dilansir Reuters, proyek ini membutuhkan investasi US$ 150 miliar.

Sementara itu pemerintah Panama melakukan pembicaraan dengan perusahaan tambang First Quantum dalam upaya meningkatkan pembayaran royalti dan memperbaiki kondisi lingkungan di tambangnya Cobre Panama.

Cobre Panama diperkirakan memiliki 3,1 miliar ton cadangan tembaga. Tambang ini juga telah menghasilkan investasi US$ 6,7 miliar dan menyumbang 3,5% PDB Panama.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Permintaan Flat, Harga Tembaga Terpleset

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular