
2 Faktor Ini Akan Tentukan Nasib Rupiah di Bulan September

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini sedang diuntungkan sebab saat ini bergerak di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200. Artinya, rupiah bergerak di bawah 3 MA yang memberikan momentum penguatan.
Selain itu, rupiah juga sudah menembus ke bawah bullish trend line (garis warna merah) yang menguntungkan dolar AS.
Mesli demikian, patut diperhatikan Indikator stochastic yang mulai masuk ke wilayah jenuh jual (oversold).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Artinya, ketika belum mencapai wilayah oversold, rupiah yang disimbolkan USD/IDR artinya ada risiko berbalik arah alias rupiah melemah.
Selama bertahan di bawah MA 200 di kisaran Rp 14.280 hingga Rp 14.290/US$, rupiah berpeluang terus menguat. Target pertama ke kisaran Rp 14.190/US$. Jika ditembus, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.120 hingga Rp 14.100/US$.
Sementara jika kembali ke atas MA 200, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.400/US$ yang berada di kisaran bullish trend line. Selama tidak menembus level tersebut, peluang rupiah menguat masih terbuka.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]