Analisis Teknikal

Ngeri-ngeri Sedap! IHSG Sesi 2 Bisa Drop ke 5.900-an

Market - Putra, CNBC Indonesia
27 August 2021 13:04
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot ke teritori negatif pada perdagangan sesi pertama Jumat (27/8/2021), di tengah kecenderungan investor merealisasikan keuntungannya usai reli kemarin.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.032,828 atau turun 25,25 poin (-0,42%) pada penutupan siang. Dibuka melemah 0,09% ke 6.052,827, indeks acuan utama bursa ini langsung terperosok hingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.021,954 beberapa menit usai pukul 09:00 WIB.

Selepasitu, IHSG sempat berupaya bangkit hingga kembali ke jalur hijau pada pukul 09:20, dan menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.066,491 jelang pukul 10:00 WIB. Namun selepas itu, IHSG terus tertekan hingga penutupan sesi pertama. Sebanyak 289 saham melemah, 189 lain menguat, dan 158 sisanya flat.

Nilai transaksi bursa anjlok menjadi hanya Rp 5 triliun yang melibatkan 12 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 834.000-an kali. Namun, mayoritas investor asing memilih memanfaatkan situasi untuk memborong saham, dengan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 72,5 miliar.

Koreksi IHSG terjadi di tengah tren pergerakanmixedbursa utama kawasan Asia Pasifik. Koreksi dipimpin indeks Strait Times Singapura sebesar 0,81%. Sebaliknya, indeks bursa Taiwan memimpin penguatan, dengan reli sebesar 0,6%.

Volatilitas pasar nasional terjadi di tengah antisipasi pemodal global atas simposium Jackson Hole, yang dihadiri petinggi bank sentral seluruh dunia. Investor akan mencermati pidato bos Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell untuk mencari pertanda kapan bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut akan mulai mengurangi suntikan likuiditas ke pasar.

Ketika kebijakan yang disebut tapering tersebut diberlakukan, maka risikocapital outflowdi negara berkembang pun terbuka kian lebar, terutama jika negara maju telah berhasil mengendalikan penyebaran virus Covid-19 sementara negara berkembang masih kedodoran, sehingga pemulihan ekonomi mereka tertinggal.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.050. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.980.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 39 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual akan RSI terkonsolidasi turun yang menunjukkan indeks berpotensi lanjut melemah.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan kembali melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi


(trp/trp)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading