
IHSG Goyah! Bikin Investor Bingung Soal Arah Reli

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di awal perdagangan dengan depresiasi 0,10% ke level 6.107,04. Selang 10 menit IHSG kembali 0,21% ke level 6.100,63 pada perdagangan Kamis (26/8/21).
Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 2,4 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 42 miliar di pasar reguler.
Asing melakukan pembelian di saham PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar Rp 1 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 3 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dilego Rp 26 miliar dan PT Media Citra Nusantara Tbk (MNCN) yang dijual Rp 4 miliar.
Dari Benua Kuning, Bank of Korea akan mengumumkan soal keputusan suku bunga pada pukul 08.00 WIB. Konsensus pasar sepakan, bank sentral Korea Selatan (Korsel) akan mulai menaikkan tingkat suku bunga menjadi 0,75%.
Sebelumnya, Bank of Korea mempertahankan suku bunga dasarnya di posisi terendah 0,5% selama pertemuan Juli 2021, seiring negara tersebut sedang berjuang melawan gelombang keempat kasus COVID-19.
Menurut catatan Tradingeconomics, bank sentral Korsel ini memproyeksikan ekonomi tumbuh sebesar 4% pada 2021, konsisten dengan perkiraan di bulan Mei. Hal ini terutama didukung oleh ekspor dan investasi karena konsumsi swasta diperkirakan akan melemah sementara, di tengah lonjakan kebangkitan virus corona.
Kedua, pada pukul 13.00 WIB, Jerman akan merilis indeks keyakinan konsumen per September, yang diprediksi bakal melemah menjadi negatif 1, dari posisi bulan sebelumnya minus 0,3.
Sebelumnya, indeks keyakinan konsumen yang dirilis GfK Group ini tidak berubah di posisi -0,3 menuju Agustus 2021. Kendati tertinggi dalam setahun terakhir, posisi tersebut tetap jauh di bawah level 10 sebelum pandemi, seiring meningkatnya infeksi virus corona dan stagnasi kemajuan vaksinasi membebani 'suasana hati' konsumen.
Sedangkan dari Paman Sam, ada rilis data klaim tunjangan pengangguran AS oleh Departemen Ketenagakerjaan per 21 Agustus 2021. Data klaim pengangguran bisa menjadi indikator awal soal 'kesehatan' ekonomi AS.
Menurut prediksi pasar, data klaim pengangguran baru (initial claims) akan turun menjadi 336 ribu dari minggu lalu sebesar 348 ribu. Sementara, angka rerata klaim pengangguran 4 mingguan juga diprediksi akan turun dari 377,75 ribu pada periode sebelumnya menjadi 362 ribu.
Di waktu yang bersamaan, Biro Analisis Ekonomi AS akan merilis data estimasi kedua soal pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal II tahun ini secara kuartalan. Rilis estimasi kedua yang dirilis hari ini didasarkan pada data sumber yang lebih lengkap daripada yang tersedia untuk perkiraan awal (advance) yang dikeluarkan bulan lalu.
Ekonom Trading economics memprediksi angka pertumbuhan ekonomi AS kuartal II pada estimasi kedua ini akan sama dengan posisi perkiraan awal, yakni 6,5%.
Sebelumnya, PDB riil meningkat pada tingkat tahunan sebesar 6,5% pada kuartal kedua 2021, menurut perkiraan awal yang dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi. Sementara pada kuartal pertama, setelah direvisi, PDB riil meningkat 6,3 persen. Pertumbuhan PDB AS semester I 2021 jauh lebih kecil dari perkiraan Dow Jones 8,4%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham