Heboh Isu Tapering, Asing Curi Start Lego Sederet Saham Ini!

Putra, CNBC Indonesia
26 August 2021 08:39
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Isu tapering mempengaruhi pasar finansial global sejak pekan lalu, dimana dolar Amerika Serikat (AS) yang paling diuntungkan. Sepanjang pekan lalu, indeks dolar AS melesat lebih dari 1% setelah rilis risalah rapat kebijakan moneter The Fed edisi Juli yang menunjukkan peluang tapering alias pengurangan pembelian aset oleh bank sentral di tahun ini.

Inflasi di AS sudah mencapai target dan pemulihan pasar tenaga kerja juga hampir sesuai ekspektasi, membuat mayoritas anggota dewan komite The Fed memilih untuk melakukan tapering di tahun ini.

"Melihat ke depan, sebagian besar partisipan (Federal Open Market Committee/FOMC) mencatat bahwa selama pemulihan ekonomi secara luas sesuai dengan ekspektasi mereka, maka akan tepat untuk melakukan pengurangan nilai pembelian aset di tahun ini," tulis risalah tersebut.

Apabila benar Jerome Powell Dkk melakukan aksi tapering secara umum tentunya ini akan menjadi kabar buruk bagi pasar modal negara berkembang karena ada potensi dana asing yang keluar kembali ke negeri Paman Sam.

Hal ini terjadi karena efek tapering diprediksikan akan membuat kinerja dolar AS menggila karena jumlah uang beredarnya yang turun sehingga berinvestasi di aset di luar negeri Paman Sam menjadi kurang menarik.

Selanjutnya kenaikan nilai dolar ini secara khusus juga akan menekan emiten-emiten yang banyak menerbitkan global bonds dan melakukan pinjaman menggunakan dolar AS. Hal ini karena nilai utang mereka apabila dirupiahkan tentunya akan meningkat serta pembayaran bunga juga akan naik.

Berikut saham-saham yang sudah dilepas investor asing selama sepekan terakhir semenjak heboh isu tapering muncul di pasar.

Tercatat muncul 3 nama emiten perbankan BUMN yang merupakan anggota Himpunan Bank Negara (Himbara) yang maksud daftar jual asing sepekan terakhir. Di posisi pertama muncul emiten PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan jual bersih Rp 350 miliar.

Selanjutnya di posisi dua dan kelima muncul nama emiten PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan jual bersih masing-masing Rp 166 miliar dan Rp 71 miliar.

Selain ketiga perbankan tersebut muncul emiten batu bara PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan jual bersih Rp 147 miliar di posisi ketiga dan PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan jual bersih Rp 91 miliar di posisi keempat.

Selanjutnya, pertemuan Jackson Hole di Amerika Serikat yang akan diadakan pada Jumat nanti menjadi perhatian pelaku pasar sebab ketua The Fed, Jerome Powell, diperkirakan akan memberikan detail kapan dan bagaimana akan dilakukan.

"Kami pikir investor akan menunggu untuk mendengartaperingdari Jerome Powell pada hari Jumat, sebelum kembali masuk ke aset-aset berisiko lagi, dan menjual dolar AS," tulis ahli strategi dari ING dalam catatan kepada nasabahnya yang dikutipCNBC International, Selasa (24/8/2021).

Sementara itu analis dari National Australia Bank melihat lonjakan kasus Covid-19 di AS membuat The Fed menunggu data ekonomi dua bulan ke depan sebelum mengumumkantapering.

"Jackson Hole adalah kunci, tetapi melihat ketidakpastian (akibat Covid-19) The Fed kemungkinan akan melihat data tenaga kerja 2 bulan ke depan, tetapi pengumumantaperingtetap di tahun ini," kata Tapas Strickland, analis dari National Australia Bank, sebagaimana dilansirReuters.

Sementara itu ekonom dari Goldman Sachs memperkirakan The Fed baru akan mengumumkantaperingdi bulan November, dengan probabilitas sebesar 45%. Selain itu, besarnyataperingdiperkirakan sebesar US$ 15 miliar, dari total nilai QE saat ini US$ 120 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular