
Asing Masih Memburu BCA-Bukalapak, Lepas ADRO-INKP!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik ditutup menghijau pada perdagangan Rabu (25/8/2021) di tengah hadirnya sentimen positif dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS).
BPOM-nya AS ini telah memberikan izin penuh bagi vaksin Covid-19 besutan Pfizer-BioNTech.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,39% ke level 6.113,24. IHSG kembali menembus level psikologis di 6.100.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini menurun menjadi Rp 11,4 triliun. Investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 539 miliar di pasar reguler. Sebanyak 249 saham terapresiasi, 240 saham terdepresiasi dan 162 lainnya stagnan
Dari daftar net buy, asing hingga hari ini masih mengoleksi saham bank berkapitalisasi pasar 'jumbo', yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 359 miliar. Saham BBCA telah diburu oleh asing hampir sepekan terakhir.
Asing hingga hari ini juga masih mengoleksi saham e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Asing mengoleksi saham BUKA sebesar Rp 99 miliar
Selain saham BBCA dan BUKA, asing juga tercatat mengoleksi tiga saham big cap lainnya, yakni saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Asing pada hari ini juga mengoleksi saham emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Berikut saham-saham yang dikoleksi oleh investor asing pada hari ini.
![]() |
Sementara dari daftar net sell, asing tercatat masih melepas saham emiten pertambangan batu bara, yakni PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp 47 miliar pada hari ini.
Selain itu, asing juga melepas saham pembuat kertas PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), saham teknologi PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX), saham bank BUMN PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan saham menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Adapun saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini adalah:
![]() |
Sentimen positif masih mendominasi, didorong keyakinan bahwa pemulihan ekonomi dunia bakal semakin cepat setelah FDA AS memberikan izin penuh bagi vaksin Covid-19 besutan Pfizer-BioNTech.
Di sisi lain, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) telah menyepakati solusi pembagian beban anggaran negara, di tengah masih berlarutnya pandemi. Otoritas moneter tersebut setuju untuk membeli langsung surat utang pemerintah Indonesia dengan nilai total Rp 439 triliun.
Kerja-sama tersebut memberikan tambahan kapasitas belanja negara, tatkala penerimaan pajak tengah tertekan, sementara penerbitan obligasi di pasar sekunder yang berlebihan di tengah prospek pengetatan moneter AS akan memperberat beban pendanaan (cost of fund) yang ditanggung negara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Lesu Lagi, Asing Borong BBCA-TLKM & Lepas BUKA-ISAT
