Takut Tapering! IHSG Longsor 2%, Keluar dari Level 6.000

Putra, CNBC Indonesia
19 August 2021 15:34
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Senin (19/7/2021) (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk 2,06% ke level 5.992,32 pada perdagangan Kamis (19/7/21) di tengah kabar kemungkinan terjadinya tapering oleh The Fed di tahun ini.

Nilai transaksi hari ini sebesar Rp 14 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 339 miliar di pasar reguler.

Asing melakukan pembelian di saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebesar Rp 268 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 310 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dilego Rp 68 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang dijual Rp 232 miliar.

Risalah bank sentral AS, The Fed yang dirilis tadi malam menunjukkan peluang tapering atau pengurangan pembelian aset oleh The Fed di tahun ini, sebab inflasi dikatakan sudah mencapai target dan pemulihan pasar tenaga kerja juga hampir sesuai ekspektasi.

"Melihat ke depan, sebagian besar partisipan (Federal Open Market Committee/FOMC) mencatat bahwa selama pemulihan ekonomi secara luas sesuai dengan ekspektasi mereka, maka akan tepat untuk melakukan pengurangan nilai pembelian aset di tahun ini," tulis risalah tersebut.

Meski demikian, risalah tersebut juga menunjukkan 'beberapa' anggota FOMC memilih untuk melakukantaperingdi awal tahun depan.

Nilai QE saat ini sebesar US$ 120 miliar per bulan, dengan rincian US$ 80 miliar untuk pembelian obligasi pemerintah (Treasury) dan US$ 40 miliar untuk efek beragun aset KPR (Mortgage-Backed Security/MBS).

Dalam survei terbaru tersebut, The Fed akan mengurangi pembelian Treasury sebesar US$ 10 miliar, dan MBS sebesar US$ 5 miliar.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) hari ini diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini.

Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menggelar RDG pada 18-19 Agustus 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan bertahan di 3,5%.

Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus memperkirakan suku bunga acuan bertahan. Semua sepakat bulat, aklamasi, tiada dissenting opinion.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular