Jokowi Berpidato, Kurs Dolar Singapura Turun Lagi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 August 2021 11:20
Pidato Kenegaraan Presiden RI Joko Widodo pada sidang tahunan MPR RI dan sidang bersama DPR RI-DPD RI. (Tangkapan layar youtube DPR RI)
Foto: Pidato Kenegaraan Presiden RI Joko Widodo pada sidang tahunan MPR RI dan sidang bersama DPR RI-DPD RI. (Tangkapan layar youtube DPR RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura turun melawan rupiah pada perdagangan Senin (16/8/2021), saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan Pidato dalam Rangka HUT ke-76 RI di Gedung MPR/DPR. Meski, Jokowi berulang kali menyebut krisis dan resesi, tetapi rupiah merespon positif.

Pada pukul 10:43 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.600,81, dolar Singapura melemah 0,17% di pasar spot, melansir data Refintiv.

Jokowi di awal pidato hari ini menggarisbawahi soal krisis hingga pandemi.

"Krisis, resesi, dan pandemi itu seperti api. Kalau bisa, kita hindari, tetapi jika hal itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa kita pelajari," kata Jokowi.

"Api memang membakar, tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi sekaligus juga menguatkan," imbuhnya.

Jokowi berharap pandemi yang terjadi ini dapat menerangi bangsa. Terutama agar mawas diri, memperbaiki diri, dan menguatkan diri. "Dalam menghadapi tantangan masa depan."

Jokowi juga menjelaskan, resesi dan krisis yang datang bertubi-tubi dalam perjalanan setelah Indonesia merdeka, juga berhasil dilampaui.

"Setiap ujian memperkokoh fondasi sosial, fondasi politik, dan fondasi ekonomi bangsa Indonesia. Setiap etape memberikan pembelajaran dan sekaligus juga membawa perbaikan dalam kehidupan kita," katanya.

Sementara itu dolar Singapura saat ini sedang menanti rilis data ekspor-impor non-minyak untuk bulan Juli. Data ini akan dirilis Selasa besok. Konsensus di Trading Economics menunjukkan ekspor diprediksi turun 0,7% dari bulan sebelumnya sementara impor melesat 12%.

Penurunan tersebut bisa menjadi kabar buruk bagi Singapura, sebab Juli merupakan awal kuartal III-2021 dan ekspor merupakan motor penggerak perekonomian.

Rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura lebih dari 100%. Singapura menjadi negara dengan rasio ekspor terhadap PDB terbesar di dunia. Artinya, ketika ekspornya mulai pulih, maka pertumbuhan ekonomi juga akan bangkit.

Jika ekspor terus mengalami kontraksi, maka PDB di kuartal III berisiko terkontraksi lagi, padahal pemerintah Singapura pada pekan lalu merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 6% sampai 7%, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 4% sampai 6%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masih Tertekan, Rupiah Bisa Sentuh Rp 14.800/USD di Q2-2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular