Review

Cek Dulu Gan! Deretan Saham Diborong-Dilepas Asing Sepekan

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Senin, 16/08/2021 08:20 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia -  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan lalu (9-13 Agustus) anjlok 63,94 poin atau setara dengan 1,03% menjadi 6.139,492 atau terlempar dari level psikologis 6.200. Pada akhir pekan lalu, Jumat (13/8), indeks acuan utama bursa tersebut berada di level 6.203,431.

Sementara, investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp 404,95 miliar di pasar reguler dan jual bersih Rp 441,05 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai selama seminggu.

Berikut ini 5 saham yang paling banyak diborong (net buy) asing dan dijual (net sell) asing dalam sepekan terakhir.


5 Saham dengan Net Buy Asing Tertinggi Sepekan

  1. Bank Central Asia (BBCA), saham +1,75%, ke Rp 32.050, net buy Rp 496,9 M

  2. Astra International (ASII), +2,76%, ke Rp 5.025, net buy Rp 179,0 M

  3. Telefast Indonesia (TFAS), +38,39%, ke Rp 7.750, net buy Rp 93,8 M

  4. United Tractors (UNTR), +9,26%, ke Rp 20.650, net buy Rp 74,8 M

  5. Kalbe Farma (KLBF), +0,39%, ke Rp 1.300, net buy Rp 68,6 M.

5 Saham dengan Net Sell Asing Tertinggi Sepekan

  1. Bukalapak.com (BUKA), saham +12,35%, ke Rp 955, net sell Rp 1,9 T

  2. Bank Rakyat Indonesia (Persero) (BBRI), -4,44%, ke Rp 3.870, net sell Rp 262,8 M

  3. Sarana Menara Nusantara (TOWR), -2,59%, ke Rp 1.315, net sell Rp 85,9 M

  4. Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP), -2,36%, ke Rp 1.035, net sell Rp 45,4 M

  5. Unilever Indonesia (UNVR), -4,28%, ke Rp 4.250, net sell Rp 36,3 M.

Dari data di atas, 5 saham dengan net buy tertinggi mengalami penguatan seiring adanya investor asing yang masuk ke saham tersebut dalam sepekan.

Saham emiten penyedia solusi sumber daya manusia (SDM) dan logistik TFAS menjadi saham yang paling melesat, dengan kenaikan 38,39%, seiring adanya net buy asing sebesar Rp 93,8 miliar selama seminggu.

Sementara, saham perbankan Grup Djarum dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di bursa BBCA menjadi saham yang paling banyak dikoleksi asing dengan nilai beli bersih Rp 496,9 miliar.

Aksi net buy asing tersebut dibarengi oleh naiknya harga saham BBCA 1,75% ke Rp 32.050/saham.

BCA berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 14,5 triliun di semester I-2021, atau naik 18,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 12,24 triliun.

Pendapatan bunga bunga bersih tumbuh 5,8% menjadi Rp 28,27 triliun. Pendapatan non bunga turun -1,2% yoy (year on year) menjadi Rp 10,2 triliun.

Di posisi kedua, asing juga ramai-ramai memborong saham emiten induk Grup Astra ASII dengan nilai net buy Rp 179,0 miliar. Saham ASII pun turut menghijau dengan terapresiasi 2,76% ke Rp 5.025/saham sepanjang minggu lalu.

Astra mencatatkan laba bersih Rp 8,83 triliun di semester I-2021, turun 22% dari periode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp 11,38 triliun.

Penurunan laba bersih itu terjadi di tengah pendapatan Astra yang justru naik 20% menjadi Rp 107,39 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 89,79 triliun.

Berbeda dengan saham-saham di atas, saham emiten e-commerce pendatang baru di bursa PT Bukalapak.com (BUKA) mengalami pekan yang kurang menggembirakan untuk 'ukuran' saham yang baru 'manggung'.

Selama sepekan, asing hanya sekali mencatatkan net buy saham BUKA, yakni pada Jumat (13/8) minggu lalu dengan nilai Rp 310,31 miliar. Kendati di pasar nego dan tunai asing masih mengobral saham ini dengan nilai net sell Rp 312,41 juta.

Adapun sepanjang minggu, saham BUKA dijual asing dengan nilai jual bersih jumbo Rp 1,9 juta di pasar reguler. Sementara di pasar nego dan tunai nilai jual bersih asing Rp 128,10 miliar.

Harga saham BUKA pun hanya mampu 'moncer' pada hari pertama di bursa, ketika naik menyentuh batas auto rejection atas (ARA) 24,71%. Kemudian, setelah di hari kedua, Senin (9/8), 'hanya' naik 4,72% saham BUKA terus melemah hingga tiga hari berikutnya.

Kendati ramai-ramai dijual asing, saham BUKA masih mampu mencatatkan kenaikan 12,35% sepanjang minggu lalu.

Kabar teranyar, Dana abadi negara atau Sovereign Wealth Fund asal Singapura GIC Private Limited melakukan pembelian saham BUKA sebanyak 1.600.797.400 atau setara dengan 1,553% modal disetor dan ditempatkan Bukalapak.

Bersama saham BUKA, saham perbankan pelat merah BBRI juga mengalami net sell asing yang besar, yakni Rp 262,8 miliar dalam sepekan. Sejurus dengan itu, saham BBRI juga merosot 4,44% ke posisi Rp 3.870/saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat