Kinerja Semester I

Divestasi Tol, Bikin Waskita Laba Rp 33 M dari Rugi Rp 1,3 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
12 August 2021 10:30
Menteri Sosial Tri Rismahari mempekerjakan lima belas orang mantan Pemulung di kantor Waskita proyek Tol Becakayu, Jakarta, Kamis (21/1/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Menteri Sosial Tri Rismahari mempekerjakan lima belas orang mantan Pemulung di kantor Waskita proyek Tol Becakayu, Jakarta, Kamis (21/1/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp 33,4 miliar pada semester pertama tahun ini. Perolehan ini berkebalikan dari tahun lalu rugi sebesar Rp 1,32 triliun pada periode yang sama.

Selama periode Januari hingga Juni 2021, Waskita membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 4,7 triliun, turun dari tahun lalu Rp 8,03 triliun. Meski demikian, beban pokok pendapatan juga tak sebesar seperti di tahun sebelumnya menjadi Rp 4,54 triliun dari Rp 6,97 triliun pada semester I-2020. Sehingga, Waskita memperoleh laba bruto sebesar 172,98 miliar.

Presiden Direktur Waskita, Destiawan Soewardjono, mengungkapkan, perbaikan kinerja ini merupakan hasil dari strategi bisnis yang komprehensif dengan tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga guna mendukung pembangunan nasional.

"Pencapaian laba bersih didukung oleh keuntungan dari divestasi tol pada triwulan II," kata Destiawan, dalam keterangannya, Kamis (12/8/2021).

Destiawan melanjutkan, sebagai pengembang jalan tol dengan model bisnis recycling asset, perseroan tidak hanya dapat membangun jalan tol baru tapi juga mampu mencatatkan laba melalui pelepasan saham badan usaha jalan tol (BUJT).

Sampai dengan periode 30 Juni 2021, total aset Waskita mencapai Rp 105,34 triliun yang terdiri dari total liabilitas Rp 89,7 triliun, serta total ekuitas perusahaan sebesar Rp 15,6 triliun.

Perseroan membukukan arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp 673 miliar. Selain itu, arus kas aktivitas investasi sebesar Rp1,7 triliun dan arus kas aktivitas pendanaan sebesar Rp 34,2 miliar.

Hingga 30 Juni 2021, Waskita meraih nilai kontrak baru sebesar Rp 3,1 triliun. Sekitar 65% dari kontrak baru tersebut berasal dari proyek pemerintah dan BUMN, sementara sisanya berasal dari proyek swasta dan pengembangan bisnis.

Beberapa kontrak yang dimenangkan Waskita antara lain kontrak pembangunan Masjid Sheikh Zayed Solo, pembangunan Pasar Baru Trade Center Bandung, Pembangunan Kampus UIII tahap III, dan penataan Kawasan Pura Besakih.

Pada semester II, Waskita fokus meningkatkan produktifitas operasional dengan beberapa strategi utama seperti perolehan tambahan modal kerja dengan pinjaman yang dijamin Pemerintah, refocusing sumber daya alat dan manusia, serta memperkuat implementasi digitalisasi di seluruh proses bisnis.

"Kami menargetkan akselerasi progress seluruh proyek eksisting di kuartal III dan IV," jelas Destiawan. "Tidak hanya untuk mengejar target pendapatan, tapi kami juga menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh para klien," lanjutnya.

Selain itu, untuk meningkatkan kondisi fundamental keuangan perusahaan, Waskita juga menargetkan proses restrukturisasi keuangan dan beberapa transaksi divestasi dapat diselesaikan di kuartal III dan IV tahun ini.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Amonia Naik, Laba Surya Esa Melesat 520% di Q1-2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular