
Gembok Dibuka, Saham DCII Salim-Toto Sugiri Langsung ARB!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten data center milik pengusaha Toto Sugiri dan Anthoni Salim, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) langsung ambles hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 7% pada awal perdagangan Kamis (12/8/2021), setelah pihak bursa akhirnya membuka penghentian sementara perdagangan saham (suspensi) saham ini mulai pagi ini.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.08 WIB, saham DCII anjlok 6,99% ke Rp 54.875/saham. Nilai transaksi saham ini sebesar Rp 213,48 juta, dengan volume perdagangan hanya sebesar 3.800. Investor asing belum melakukan pembelian atau penjualan di saham ini.
Adapun nilai kapitalisasi pasar saham yang juga dimiliki Bos Indofood Anthoni Salim ini mencapai Rp 130,81 triliun, menjadikan saham ini sebagai slaah satu saham big cap (saham dengan nilai kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun).
Antrean jual saham DCII paling tinggi ada di harga Rp 54.875/saham dengan jumlah 505 lot.
Mengacu pengumuman yang disampaikan Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Lidia M. Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Irvan Susandy, suspensi ini akan dibuka pada perdagangan sesi pertama di BEI pada Kamis hari ini (12/8/2021).
"Merujuk pengumuman Bursa Nomor Peng-SPT-0093/BEI/WAS/06-2021 tanggal 16 Juni 2021 perihal penghentian sementara perdagangan saham DCI Indonesia pada 17 Juni lalu, dengan ini diumumkan suspensi perdagangan saham DCI Indonesia di pasar reguler dan pasar tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 12 Agustus 2021," tulis pengumuman BEI, dikutip Kamis (12/8).
Saham DCII sebelumnya disuspensi BEI pada 17 Juni 2021 atau hampir 2 bulan seiring dengan terjadinya peningkatan harga saham DCII yang signifikan.
BEI juga telah melakukan pemeriksaan atas transaksi saham DCII menindaklanjuti atas suspensi saham 17 Juni. Ini adalah suspensi kedua yang dilakukan setelah saham DCII naik secara signifikan.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Manullang menjelaskan, saham DCII mengalami volatilitas harga secara terus menerus.
"Atas kondisi ini, kami sedang melakukan pemeriksaan atas transaksi saham DCII. Tujuan pemeriksaan ini untuk memastikan ada tidaknya indikasi manipulasi transaksi," kata Kristian kepada awak media, Rabu (7/6/2021).
Seperti diketahui, saham DCII terakhir kali diperdagangkan pada level Rp 59.000 per saham pada Rabu (16/6/2021).
Perseroan baru melantai di pasar modal pada 6 Januari 2021 dengan harga penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) Rp 420 per saham. Saham DCII tercatat meroket 14.000% dari harga IPO.
Mengacu pemegang saham efektif DCII sampai 30 Juli 2021, saham ini dimiliki oleh Otto Toto Sugiri sebesar 29,90%, Marina Budiman 22,51%, Han Arming Hanafia 14,11%, ketiganya merupakan pemegang saham pengendali.
Sedangkan, Anthoni Salim tercatat menggenggam kepemilikan 11,12%. Sisanya, pemegang saham publik 22,36%.
Manajemen DCII sebelumnya sudah memberikan penjelasan mengenai konversi saham DCII yang dilakukan Presiden Direktur Toto Sugiri dan Presiden Komisaris perusahaan Marina Budiman dari tanpa warkat (scriptless) menjadi warkat, pada Rabu lalu (4/8/2021).
Dalam keterbukaan informasi di BEI, Corporate Secretary DCI Indonesia Gregorius Nicholas Suharsono mengatakan, konversi saham yang dilakukan oleh kedua petinggi DCII tersebut dilakukan demi efisiensi.
"Pemegang saham utama menilai bahwa penyimpanan dalam bentuk warkat merupakan hal yang lebih efisien," ujar Gregorius.
Gregorius menegaskan saat ini pengendali dan pemegang saham utama perseroan tidak memiliki rencana untuk mengubah kepemilikan saham perseroan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bisnis Data Center Moncer, Laba DCII Melesat 42,76% pada 2021