Review

Benarkah Amazon Jadi Ancaman Nyata Perbankan Tradisional?

tahir saleh, CNBC Indonesia
12 August 2021 07:40
Jeff Bezos
Foto: REUTERS/Lindsey Wasson

Di Indonesia, persaingan layanan bank digital di Tanah Air diprediksi semakin semarak dengan kabar hadirnya investor baru dari global yang tengah menjajaki pasar dan mencari mitra strategis untuk masuk ke bank digital di Indonesia.

Saat ini sejumlah bank dengan layanan digital sudah disokong oleh perusahaan investasi, private equity, modal ventura (venture capital), perusahaan startup fintech, ride-hailing, hingga perusahaan jasa keuangan tradisional.

Salah satu investor global yang disebut-sebut tengah ancang-ancang masuk ialah Amazon, milik orang terkaya di dunia versi Forbes, Jeff Bezos. Bezos punya kekayaan bersih senilai US$ 193,3 miliar atau setara dengan Rp 2.802 triliun (kurs Rp 14.500/US$).

Managing Partner IndoGen Capital, Chandra Firmanto, mengatakan banyak investor global melirik pasar digital di Indonesia termasuk sektor layanan bank digital.

Menurut dia nama-nama besar seperti Amazon pun diketahui tidak hanya menjajaki satu pihak, tapi juga berupaya mencari calon potensial lain yang bisa berpeluang bermitra.

"Ada Amazon, jadi semuanya di-approach [didekati], bayangkan kalau Anda jadi investor Amazon, gak mungkin Anda pergi cuma satu tempat [menjajaki mitra], mereka itu ga berfikir terlalu lama, decision making-nya cepat," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat pekan lalu (6/8).

Menurut Chandra yang berpengalaman di Silicon Valley AS dalam menilai startup, banyak investor besar sudah melirik pasar digital Indonesia. Dia menegaskan, jika investor-investor itu kategori besar, tentu Indonesia jadi prioritas.

"Banyak lagi [siap masuk], saya belum tahu, tapi gak cuma Amazon, yang jelas kalau dia [calon investor ini] pemain besar dunia, dia pasti ke Indonesia. Belum lagi ada Flipkart [aplikasi e-commerce] dari India, orang ga fikir Flipkart itu seperti apa, orang-orang melupakan itu, padahal kapasitasnya besar. Yang saya tau banyak yang deketin kita dari global," kata Chandra yang juga mentor for Japan External Trade Organization and Korean Trade Association ini.

CNBC Indonesia mencatat, saat ini ada beberapa bank layanan digital yang ditopang oleh investor global, misalnya PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang ditopang bankir Jerry Ng dan kawan-kawan bersama Patrick Walujo dari Grup Northstar dan PT Bank BTPN Tbk (BTPN) dari Grup SMBC Group (Sumitomo Mitsubishi).

Lalu ada Gojek dan dana abadi dari Singapura GIC yang menyokong Bank Jago.

Kemudian ada PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang ditopang Akulaku (fintech yang ditunjang oleh anak usaha Alibaba), PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) dari Grup CT Corp, PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP), dan PT Bank Bisnis International Tbk (BBSI) yang ditopang Kredivo.

Kemudian ada PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) yang dikendalikan oleh Grup NTI Global, lalu ada PT Bank Seabank Indonesia (non-Tbk) milik Sea Ltd asal Singapura.

Adapun Emtek Group (PT Elang Mahkota Teknologi Tbk/EMTK) berinvestasi di Grab dan e-commerce yang baru saja tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat lalu (6/8) yakni PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Sementara itu bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membuat bank digital yakni PT Bank Digital BCA, metamorfosis dari Bank Royal yang diakuisisi BCA.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga akan mengajukan izin layanan digital untuk anak usahanya PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO).

Sementara itu, PT BPD Banten Tbk (BEKS) atau Bank Banten baru dalam tataran rencana bekerjasama untuk layanan komputasi awan (cloud computing) dengan anak usaha Amazon, Amazon Web Services (AWS). Manajemen Bank Banten juga membuka peluang mencari investor strategis, termasuk Amazon. 

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular