Bersiap! Antrean Jualan Saham BUKA Numpuk di ARB Rp 745 M

Tim Riset, CNBC Indonesia
Selasa, 10/08/2021 13:15 WIB
Foto: Bukalapak (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten startup e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 7% pada perdagangan pagi ini, Selasa (10/8/21), pascadebut di bursa pada Jumat (6/8/21) pekan lalu.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), BUKA ditutup di sesi pertama ambruk parah menyentuh batas ARB dengan koreksi 6,76% ke Rp 1.035/saham.

Bahkan antrean BUKA di level ARB menumpuk hingga 7,2 juta lot (setara 720 juta saham, 1 lot isi 100 saham) atau setara dengan Rp 745 miliar.


Secara rinci, offer (penawaran jual) di antaranya di harga Rp 1.035 sebanyak 7,2 juta lot, lalu ada Rp 1.040 sebanyak 105.000 lot, Rp 1.045 sebanyak 86.000 lot, Rp 10.50 sebanyak 42.000 lot, dan Rp 1.055 sebanyak 13.000 lot. Ada pula level Rp 1.080 sebanyak 27.593 lot.

Seperti pada 2 hari perdagangan sebelumnya, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) terhadap saham BUKA dimana asing kabur hingga Rp 123 miliar di pasar reguler, terbesar di bursa pagi ini. Bahkan dalam 3 hari terakhir melantai, asing sudah melarikan dana hingga Rp 1 triliun.

Nilai transaksi saham BUKA juga menjadi yang tertinggi di BEI, yakni mencapai Rp 1,01 triliun. Adapun nilai kapitalisasi pasar (market cap) BUKA menjadi Rp 106,67triliun pagi ini.

Senin (9/8) kemarin, setelah sempat menyentuh auto rejection atas (ARA) 25% pada sesi I, saham BUKA perlahan melorot seiring aksi net sell asing mencapai Rp 492 miliar pada pukul 14.10 WIB. Pada akhir perdagangan kemarin, saham BUKA ditutup 'hanya naik' 4,72%.

Praktis, saham BUKA baru sekali menyentuh batas kenaikan tertinggi alias auto rejection atas (ARA) 25% pada hari pertama melantai di bursa.

Sebagai informasi, dengan melantai di bursa, BUKA meraup dana IPO mencapai Rp 22 triliun, terbesar sepanjang sejarah BEI.

Berdasarkan data resmi BEI, jumlah saham BUKA yang dicatatkan 103.062.019.354 saham, terdiri dari saham pendiri 77.296.514.554 saham dan penawaran umum 25.765.504.800 saham.

Untuk jumlah saham penawaran umum itu setara dengan 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga perdana Rp 850/saham.

Harga penawaran ditetapkan di angka penawaran tertinggi Rp 850/unit, dengan begitu total dana yang diraup mencapai Rp 21,9 triliun,

Berdasarkan prospektus IPO, seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan sebanyak sekitar 66%, sementara sisanya akan digunakan untuk modal kerja entitas anak.

Entitas anak yang dimaksud yakni sekitar 15% dialokasikan kepada PT Buka Mitra Indonesia (BMI), 15% dialokasikan kepada PT Buka Usaha Indonesia (BUI), sekitar 1% dialokasikan kepada PT Buka Investasi Bersama (BIB), sekitar 1% dialokasikan kepada PT Buka Pengadaan Indonesia (BPI), sekitar 1% kepada Bukalapak Pte. Ltd. (BLSG) dan sekitar 1% dialokasikan kepada PT Five Jack (Five Jack Indonesia).

Dalam IPO ini, penjamin pelaksana emisi efek BUKA yakni PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat