Tersengat Sentimen BUKA, Saham-Saham Teknologi Ikut Ngacir!
Jakarta, CNBC Indonesia - Melonjaknya saham emiten e-commerce pendatang baru PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) ikut mendorong performa indeks sektoral IDXTECHNO atau Indeks Teknologi. Pagi ini, IDXTECHNO memimpin indeks sektoral Bursa Efek Indonesia (IDX) dengan melesat 4,52%.
Termasuk saham BUKA, berikut daftar sejumlah saham teknologi yang menguat, pukul 09.27 WIB:
Bukalapak.com (BUKA), saham +25,00%, ke Rp 1.325, transaksi Rp 282 M
M Cash Integrasi (MCAS), +6,02%, ke Rp 8.800, transaksi Rp 2 M
NFC Indonesia (NFCX), +5,53%, ke Rp 10.500, transaksi Rp 4 M
Distribusi Voucher Nusantara (DIVA), +4,03%, ke Rp 4.130, transaksi Rp 1 M
Digital Mediatama Maxima (DMMX), +3,81%, ke Rp 3.270, transaksi Rp 46 M
IndoSterling Technomedia (TECH), +3,41%, ke Rp 3.640, transaksi Rp 769 juta
Limas Indonesia Makmur (LMAS), +2,73%, ke Rp 113, transaksi Rp 296 juta
Kioson Komersial Indonesia (KIOS), +2,44%, ke Rp 1.050, transaksi Rp 3 M
Anabatic Technologies (ATIC), +1,69%, ke Rp 900, transaksi Rp 423 juta
Hensel Davest Indonesia (HDIT), +1,42%, ke Rp 428, transaksi Rp 618 juta
Sat Nusapersada (PTSN), +1,39%, ke Rp 292, transaksi Rp 566 juta
Galva Technologies (GLVA), +0,67%, ke Rp 302, transaksi Rp 12 juta
Saham BUKA memimpin 'klasemen' dengan melejit 25,00% ke Rp 1.325/saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 282 miliar, menjadi yang terbanyak kedua di bursa. Adapun volume perdagangan tercatat sebesar 282,0 juta saham.
Pada hari kedua ini, investor asing kembali mencatatkan jual bersih Rp 81,65 miliar di pasar reguler, menjadi yang tertinggi di bursa. Pagi ini, antrean untuk membeli saham BUKA di harga Rp 1.325/saham mencapai 8.698.826 lot.
Pada Jumat lalu, melonjak hingga menembus ARA 24,71% ke Rp 1.060/saham. Kendati melesat, investor asing mencatatkan jual bersih Rp 249,22 miliar di pasar reguler, yang merupakan tertinggi di bursa.
Sementara, saham lainnya tampak ikut tersengat euforia melantainya BUKA. Dua saham Grup M Cash, MCAS dan NFCX, berada di peringkat kedua dan ketiga dengan melejit 6,02% dan 5,53%. Sementara saham anak usaha M Cash lainnya, DMMX, juga menguat 3,81%.
Saham GLVA menjadi saham dengan penguatan terkecil, yakni 0,67% ke Rp 302/saham dengan nilai transaksi Rp 12 juta.
Animo investor ritel atas melantainya saham BUKA memang sangat tinggi. Pada Jumat pekan lalu, pukul 09.10 WIB, antrean untuk membeli saham BUKA di harga Rp 1.060/saham mencapai 13.587.174 lot.
Sebagai informasi, dengan melantai di bursa, BUKA meraup dana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) mencapai Rp 22 triliun, terbesar sepanjang sejarah BEI.
Berdasarkan data resmi BEI, jumlah saham BUKA yang dicatatkan 103.062.019.354 saham, terdiri dari saham pendiri 77.296.514.554 saham dan penawaran umum 25.765.504.800 saham.
Untuk jumlah saham penawaran umum itu setara dengan 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga perdana Rp 850/saham.
Harga penawaran ditetapkan di angka penawaran tertinggi Rp 850/unit, dengan begitu total dana yang diraup mencapai Rp 21,9 triliun,
Saat ini nilai kapitalisasi pasar (market cap) saham BUKA mencapai Rp 136,56 triliun.
Berdasarkan prospektus IPO, seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan sebanyak sekitar 66%, sementara sisanya akan digunakan untuk modal kerja entitas anak.
Entitas anak yang dimaksud yakni sekitar 15% dialokasikan kepada PT Buka Mitra Indonesia (BMI), 15% dialokasikan kepada PT Buka Usaha Indonesia (BUI), sekitar 1% dialokasikan kepada PT Buka Investasi Bersama (BIB), sekitar 1% dialokasikan kepada PT Buka Pengadaan Indonesia (BPI), sekitar 1% kepada Bukalapak Pte. Ltd. (BLSG) dan sekitar 1% dialokasikan kepada PT Five Jack (Five Jack Indonesia).
Dalam IPO ini, penjamin pelaksana emisi efek BUKA yakni PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas.
Sementara itu penjamin emisi efek yakni ada 19 sekuritas, di antaranya PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Ciptadana Sekuritas Asia, dan PT Investindo Nusantara Sekuritas.
Selain itu, perseroan akan mengalokasikan sebesar 0,05% dari saham yang ditawarkan pada saat IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) atau sebanyak 14.027.500, dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan Harga Penawaran IPO.
Perseroan akan menerbitkan opsi saham untuk program MESOP (Management Employee Stock Option Program) sebanyak-banyaknya 4,91% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah pelaksanaan IPO ini atau sebanyak-banyaknya 5.060.345.150 saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)