Happy Monday! Intip 9 Kabar Pasar Sebelum Trading

Monica Wareza, CNBC Indonesia
09 August 2021 08:25
BRI
Foto: Dok. BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Memulai perdagangan awal pekan, ada baiknya investor menyimak peristiwa yang terjadi pada emiten di pekan sebelumnya (2-6 Agustus), mulai dari kabar emiten baru bursa saham hingga rencana aksi korporasi emiten.

CNBC Indonesia telah merangkum sembilan peristiwa emiten yang terjadi akhir pekan lalu, Jumat (6/8/2021) untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan Senin (9/8/2021) dibuka.

1. Joss! Laba Bersih Bank BRI Semester I Naik 22% ke Rp 12,54 T

Bank BUMN yang fokus pada pembiayaan UMKM, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. membukukan laba bersih konsolidasi mencapai Rp 12,54 triliun di semester I-2021, naik 22,94% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,20 triliun.

Sementara itu, dari sisi laba bersih yang diatribusikan kepada entitas pemilik BRI sebesar Rp 12,47 triliun di semester I-2021, atau naik 22,49% secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu Rp 10,18 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi di media massa, BBRI membukukan pertumbuhan pendapatan bunga bersih 29,15% secara tahunan menjadi Rp 47,14 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 36,50 triliun.

2. Resmi Listing! Saham BUKA Kena ARA 25%, Kapitalisasi Rp 109 T

Emiten e-commerce unicorn Indonesia, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) resmi tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) di papan pengembangan pada Jumat pagi ini (6/8/2021) dengan raihan dana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) mencapai Rp 22 triliun, terbesar sepanjang sejarah BEI.

BUKA menjadi perusahaan tercatat ke-28 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini.

Data perdagangan mencatat, pada awal perdagangan pukul 09.00 WIB, Jumat ini, harga saham BUKA melesat 24,71% di level Rp 1.060/saham dari harga awal Rp 850/saham, kenaikan menyentuh batas atas auto reject atas (ARA).

3. Pengumuman! Bentoel Ajukan Delisting, Sahamnya Disuspensi

Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham emiten produsen rokok asal Malang, Jawa Timur, PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) mulai sesi I perdagangan Jumat ini (6/8/2021).

Suspensi tersebut dilakukan seiring perusahaan yang memasarkan rokok merk Dunhill dan Lucky Strike ini berencana untuk mengubah status menjadi perusahaan tertutup (go private) dan melakukan penghapusan pencatatan saham di bursa (delisting).

Menurut keterbukaan informasi di website BEI, Jumat (6/8), pihak Bentoel telah mengajukan permohonan kepada bursa untuk melakukan suspensi saham perusahaan pada Kamis (5/8) kemarin.

4. Semester I, Garudafood Milik Sudhamek Cetak Laba Rp 202 M

Emiten konsumer milik taipan Indonesia, Sudhamek, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) merilis laporan keuangan semester I-2021 di mana laba bersih entitas induk mencapai Rp 201,99 miliar, naik 57% dari periode yang sama tahun lalu Rp 129,02 miliar.

Sementara itu, perseroan meraup penjualan Rp 4,19 triliun miliar selama semester I-2021, bertumbuh 6,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,91 triliun.

Kenaikan tersebut terjadi baik di domestik yang naik 7% maupun di pasar ekspor naik 6,1% dari tahun sebelumnya. Perseroan berhasil membukukan pertumbuhan total laba bersih periode berjalan yakni 102% menjadi Rp 232 miliar dari Rp 115 miliar di periode yang sama tahun lalu.

NEXT: Simak kabar emiten berikutnya

5. Lagi, Grup Bakrie Caplok Saham Blok Migas, Kini di Sulawesi

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), emiten sektor minyak dan gas bumi (migas) milik Grup Bakrie, kembali mengumumkan akuisisi kepemilikan hak partisipasi (participating interest/ PI) blok migas di Tanah Air.

Melalui keterangan resmi perusahaan, ENRG mengumumkan telah menandatangani Perjanjian Jual Beli bersyarat untuk mengambil alih 100% kepemilikan di PT Energi Maju Abadi (EMA) yang memiliki 49% PI pada wilayah kerja (Blok) Sengkang, Sulawesi Selatan.

Transaksi ini akan menjadi efektif setelah adanya persetujuan dari pemerintah.

6. OJK Pantau 10 Debitur Kakap Bank Rp 382 T, Resto hingga Hotel

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso akan memantau kinerja debitur terbesar perbankan yang sangat mempengaruhi kinerja perekonomian nasional.

Wimboh mengungkapkan setidaknya ada 10 debitur kakap perbankan nasional yang menjadi fokus pemantauan.

Menurutnya, 10 debitur ini adalah berasal dari sektor usaha yang sangat terpengaruh dampak pandemi Covid-19 dan perlu dibantu untuk bisa bertahan.

7. Bank Sinarmas Rugi Rp 157 M di Semester I, Apa Pemicunya?

Emiten yang bergerak di sektor bisnis perbankan umum, PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM), melaporkan kerugian bersih sebesar Rp 156,87 miliar pada semester pertama tahun ini.

Kinerja ini memburuk dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mana perusahaan masih memperoleh keuntungan sebesar Rp 52,17 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi, pendapatan bunga bersih tercatat turun tipis 3,82% menjadi Rp 1,06 triliun, lebih rendah dari pendapatan 6 bulan pertama tahun lalu sejumlah Rp 1,10 triliun.

8. Bali United Ubah Alokasi Dana IPO, buat Konten Digital-Gaming

Emiten pengelola klub sepak bola Bali United, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA), telah menyetujui perubahan tujuan penggunaan dana hasil penawaran umum (IPO, initial public offering) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 4 Agustus 2021.

Mengacu keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam rapat tersebut diputuskan bahwa 8,4% dana IPO akan digunakan sebagai belanja modal (capital expenditure/capex) perusahaan.

Belanja modal tersebut akan digunakan untuk pengembangan fasilitas dan peralatan di stadion, pengembangan fasilitas akademi, ekspansi outlet Bali United Store hingga pengembangan aplikasi dan program CRM (customer relationship management) untuk fans.

9. Auric Masuk, Matahari Siap Buyback Saham Rp 450 M

Perusahaan ritel PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akan melakukan pembelian kembali saham (buyback) perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Untuk buyback saham ini perusahaan menganggarkan sebesar Rp 450 miliar termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya.

Berdasarkan pengumuman yang disampaikan perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pembelian kembali saham ini akan dilakukan selama tiga bulan yakni sejak pengumuman ini disampaikan hingga 5 November 2021.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular