Harga Minyak Naik = Saham Elsa Naik, Fakta atau Mitos?

dob, CNBC Indonesia
05 August 2021 14:20
Elnusa (Dok. Elnusa)
Foto: Elnusa (Dok. Elnusa)

Bila melihat kinerja 2020, Elnusa cukup resilience di tengah pandemi Covid-19. Sepanjang 2020, Elnusa membukukan pendapatan usaha konsolidasi Rp 7,73 triliun. Dari sisi laba bersih, Elnusa mencatatkan Rp249 miliar dengan kontribusi laba bersih didominasi oleh segmen jasa distribusi & logistik energi.

Pendapatan ELSA pada 2020 berasal dari pihak ketiga dan pihak berelasi. Untuk pihak ketiga, jasa distribusi dan logistik energi menyumbang Rp 1,15 triliun. Kemudian, jasa hulu migas terintegrasi mencatatkan kontribusi sebesar Rp 336,04 miliar. Ketiga, dari jasa penunjang migas pendapatan tercatat sebesar Rp 171,98 miliar.

Adapun dari pihak berelasi, jasa distribusi dan logistik energi berkontribusi Rp 2,26 triliun. Kedua, jasa hulu migas terintegrasi membukukan pendapatan Rp 3,45 triliun. Terakhir, jasa penunjang migas menyumbang Rp 355,38 miliar.

Sementara itu, porsi penjualan ELSA terbesar pada tahun lalu tercatat ke sang induk Pertamina dengan nilai pendapatan Rp 2,69 triliun. Lalu, pelanggan kedua ELSA yakni, PT Pertamina EP, menyumbang Rp 1,28 triliun.

Kemudian, di posisi ketiga dan keempat untuk porsi penjualan perusahaan, ada PT Pertamina Hulu Indonesia yang mencatatkan Rp 949,58 miliar dan PT Pertamina Hulu Energi sebesar Rp 839,27 miliar.

Ekonomi 2020 diyakini banyak pihak menjadi titik terendah sehingga kondisi 2021 akan lebih baik. Apalagi harga minyak pada 2021 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 2021.

Untuk tahun ini, Corporate Secretary PT Elnusa Tbk (ELSA) Ari Wijaya mengungkapkan tingginya konsumsi bahan bakar minyak yang ada di Indonesia masih menjadi potensi besar bagi perusahaan, terutama pada potensi peningkatan produksi.

Untuk mencapai rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), ELSA akan fokus pada beberapa segmen hulu migas yang menjanjikan seperti jasa perawatan sumur, distribusi energi, danoperation maintenance.

"Ada beberapa proyek yang dibidik saat ini, meski tidak besar tapi kerannya sudah dibuka. Semoga bisa dikerjakan tahun ini, walau semua tidak bisa selesai paling tidak sebagian ada yang kami kerjakan dan ada beberapa prospek yang menurut kami menjanjikan," kata Ari belum lama ini.

Selain itu konsumsi BBMnegeri masih lebih tinggi dibandingkan hasil produksi, sehingga masih ada peluang K3S untuk meningkatkan produksinya dan menjadi potensi bagi perusahaan ke depan. Dia mengakui ada beberapa proyek yang tertunda, namun perusahaan tetap berhasil memenangkan beberapa tender mulai darioperation maintenance, logistik energi, dan pengelolaan aset.

Ari mengatakan saat ini realisasi kontrak kerja konsolidasi senilai Rp 6,5 triliun hingga Juni 2021, jumlah ini setara dengan 75% dari RKAP 2021. Meski hampir mencapai target 2021, ELSA belum memiliki rencana untuk menaikan target hingga akhir tahun.

"Kami harus realitis bahwa kondisi saat ini masih belum membaik buat kami, harga minyak naik tetapi tidak serta merta memberikan dampak pada project bagi Elnusa. Kami berupaya memenuhi RKAP kami semoga masih bisa dengan sisa waktu ini kami bisa mengejar target," ujarnya.

Meski tidak ada kenaikan target, dia optimistis RKAP 2021 dapat tercapai. "Memang nature bisnisnya, tender Juli-Agustus bisanya tahun depan baru dapat dikerjakan. Kami realistis paling tidak sesuai dengan RKAP yang ditargetkan di awal tahun," tambahnya.

Perusahaan juga sedang bersiap melakukan kajian dan studi kelayakan dalam pengelolaan depo dengan skema Build Operate Transfer (BOT). ELSA diberikan waktu 10 tahun untuk membangun dan kemudian akan ditransfer kepada Pertamina dan menjadi salah satu peluang.

Beberapa strategi yang dilakukan perusahaan yakni melakukan penghematan biaya dan investasi yang dilakukan secara selektif. Menurutnya dengan cost efisiensi, jika pendapatan masih sama dengan tahun lalu maka laba tetap akan naik karena marginnya bisa lebih tinggi.

"Untuk net profit margin kami masih strugglingdan kami akan lakukan cost efisiensi. Sehingga jika pendapatan tetap dan biaya bisa dikurangi, maka net profit akan terjungkit naik. Kami akan melihat proyek per proyek, mana yang bisa molor dan menaikan cost kemudian akan dibahas pada rapat manajemen," ujar Ari.

(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular