
Ini Penyebab WHO Minta Setop Suntik Booster Vaksin Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta semua negara yang berniat menyuntikan dosis booster Covid-19 agar mengurungkan niatnya sementara hingga September mendatang.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan alasan dari permintaan ini. Ia menyebut bahwa vaksin booster yang saat ini lebih banyak diterapkan negara kaya akan menciptakan defisit vaksin di negara-negara berpenghasilan rendah.
"Kami membutuhkan pembalikan mendesak dari sebagian besar vaksin masuk ke negara-negara berpenghasilan tinggi, ke sebagian besar ke negara-negara berpenghasilan rendah," kata pria asal Ethiopia itu dalam sebuah konferensi pers, dikutip Kamis (5/8/2021).
Ia menyebutkan juga bahwa ketimpangan vaksin masih terjadi di seluruh dunia. Terutama dengan apa yang dialami benua Afrika yang sejauh ini baru memvaksin 1,5% penduduknya.
Permintaan ini juga diutarakan penasihat senior WHO,Dr. Bruce Aylward. Ia menyebut penahanan booster ini akan membantu WHO dalam mencapai target 40% populasi dunia tervaksinasi dari Covid-19 pada Desember mendatang.
"Gambaran besarnya di sini adalah sebagai kebijakan untuk tidak bergerak maju dengan booster sampai kita mendapatkan seluruh dunia pada titik di mana populasi yang lebih tua, orang dengan penyakit penyerta, orang yang bekerja di garis depan, semuanya dilindungi sejauh mungkin. dengan vaksin," kata Aylward pada sebuah briefing.
Para ahli berpendapat bahwa vaksinasi semua populasi dunia sangat penting untuk mengakhiri pandemi virus corona. Bila tidak, virus akan mencoba bermutasi kembali dan dapat menghasilkan varian yang lebih ganas seperti Varian Delta yang saat ini muncul.
"Seluruh dunia berada di tengah-tengah ini dan seperti yang telah kita lihat dengan munculnya varian demi varian, kita tidak bisa keluar darinya kecuali seluruh dunia keluar darinya bersama-sama, dan dengan perbedaan besar dalam cakupan vaksinasi, kita 'tidak akan bisa mencapai itu," sebut Aylward.
Aylward juga menambahkan bahwa ini bisa saja diperpanjang hingga melewati September bila masih ada negara-negara di dunia yang defisit vaksin.
"Saat ini, jika Anda melihat bagaimana vaksin digunakan secara global, tingkat penyerapan oleh negara-negara berpenghasilan tinggi, negara-negara berpenghasilan menengah ke atas, menyerap terlalu banyak pasokan global untuk negara-negara berpenghasilan rendah," kata Aylward.
Beberapa negara dunia diketahui telah menjalankan program vaksin booster, salah satunya di Indonesia. Dalam suntikkan booster ini, pemerintah RI akan menggunakan vaksin mRNA seperti Moderna yang diterima dari bantuan AS.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan WHO Minta Suntikan Booster Vaksin Covid-19 Disetop
