Investor Borong Saham Farmasi, IRRA Jadi Pemimpin Kenaikan

Putra, CNBC Indonesia
05 August 2021 09:56
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBCIndonesia- PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA), emiten yang bergerak di bidangperalatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi (HiTech Healthcare Solutions) kembali membukukan pertumbuhan kinerja yang positif secara tahunan (YoY) maupun kuartalan (QoQ).

Pada semester I-2021, IRRA membukukan pendapatan sebesar Rp 565,2 miliar atau meningkat 611,6% (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara kuartalan, pendapatan di kuartal II-2021 meningkat 47,7% dibandingkan kuartal I-2021.

Perolehan laba bersih juga mengalami kenaikan signifikan mencapai 1.271% (YoY) dari Rp3,7 miliar di semester 1-2020 menjadi Rp50,8 miliar di semester I-2021.

Kinerja positif emiten farmasi, tak cuma dibukukan Itama. Sejumlah emiten farmasi lainnya, juga membukukan hasil yang positif karena peningkatan obat selama pandemi covid-19.

Hal tersebut mendorong harga saham mengalami peningkatan sepanjang tahun berjalan di 2021. Pada perdagangan hari ini, gerak harga saham farmasi juga cukup menjanjikan. 

Tercatat dari 8 emiten farmasi 5 diantaranya berhasil menghijau dan 3 stagnan dengan kenaikan dipimpin oleh IRRA yang melesat 2,4% ke level Rp 2.130/unit. Transaksi IRRA juga tergolong ramai di angka Rp 35 miliar.

Selanjutnya di posisi kedua dan ketida terdapat saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) dan emiten farmasi berkapitalisasi pasar terbesar di bursa lokal yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang masing-masing naik 2,16% dan 1,15% ke level Rp 1.185/unit dan Rp 1.320/unit.

Sedangkan tercatat 3 emiten yang stagnan adalah PT Indofarma Tbk (INAF), PT Phapros Tbk (PEHA), dan PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC).

Sebelumnya diberitakan, pada tahun ini kenaikan penjualan IRRA berasal dari penjualan ke segmen ritel (non APBN/APBD) atau non-pemerintah. Kenaikan terjadi baik untuk Alat Kesehatan NonElektromedik maupun untuk Produk Diagnostik In Vitro.

Produk In Vitro tumbuh 613,9% dengan produk Antigen Test Covid-19 (Panbio) sebagai penyumbang terbesar untuk kategori Produk InVitro. Sepanjang periode Januari - Juni 2021, penjualan Panbiomencapai 5,5 juta unit atau sudah berada dalam target penjualan di tahun ini sebesar 5 - 10 juta unit.

Menyusul kontribusi produk In Vitro berikutnya adalah Reagent, Mesin Apheresis (Plasma Konvalesen) dan alat Rapid Non Covid. Penjualan alat kesehatan Non Elektromedis yaitu Alat suntik, meskipun belum terlalu besar di Semester I-2021, namun naik signifikan sebesar 294,8% (YoY). Pada kuartal II tahun ini, perseroan sudah mulai membukukan penjualan untuk produk barunya yaitu Avimac, imunomodulator untukpeningkat imun tubuh.

Direktur Pemasaran PT Itama Ranoraya Tbk Hendry Herman mengungkapkan di tahun ini IRRAmenambah SDM untuk masuk ke segmen non pemerintah/ritel seperti Rumah Sakit- Rumah Sakit swasta, Klinik, Laboratorium, Apotik-Apotik dan juga melayani pembelian dari masyarakat.

"Sampai tahun lalu, pelanggan kita masih didominasi dari instansi pemerintah, atau bersumber dari anggaran pemerintah, makanya kontribusi semester I sangat kecil, di semester II baru mulai masuk pembelian besar. Sejak kuartal IV 2020, kita mulai fokus masuk ke non-pemerintah/swasta atau kita kategorikan ritel dan hasilnya sangat baik seperti yang sudah terlihat di semester I ini", ungkap Hendry.

Pada laporan Neraca perusahaan, terjadi peningkatan aset di semester I-2021 menjadi Rp 975,1 miliar dibandingkan posisi akhir tahun 2020 (FY2020) sebesar Rp535,3 miliar. Kenaikan tersebut, terbesar disumbang oleh naiknya pos persediaan yang naik dari Rp 20,1 miliar di full year 2020 menjadi Rp 443,9 miliar di semester I-2021. Kenaikan persediaan tersebut, dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan di semester II yang secara tahunan selalu paling besar.

Direktur Keuangan IRRAPratoto Setno Raharjo menjelaskan, untuk mengantisipasi tingginya permintaan di semester II, perseroan meningkatkan persediaan barang, sehingga proses pendistribusian barang untuk memenuhi pesanan bisa lebih cepat.

"Karena produk kita ini adalah produk-produk kesehatan yang saat ini sedang dibutuhkan, tentu sangat penting untuk memastikan ketersedian dan kesiapan dalam hal pasokannya, apalagi kita mendapat fasilitas utang usaha dari para prinsipal untuk melakukan stok/persediaan tersebut, tanpa bunga, jadi tidak ada biaya untuk fasilitas utang usaha tersebut", jelas Pratoto.

Direktur Utama IRRA Heru Firdausi Syarif optimis bisa memenuhi target pendapatan dan laba bersih di tahun ini, yang ditargetkan tumbuh dalam kisaran 80% - 100%.

"Raihan pendapatan dan laba bersih di semester I ini sangat bagus, apalagi peningkatannya di kontribusi dari swasta dan ritel yang memang sesuai dengan rencana atau target kami, Insya Allah kami optimis akan berlanjut di semester II. Pemberlakuan PembatasanKegaitan Masyarakat (PPKM) yang berlaku sejak 3 Juli 2021 dan berlangsung sampai saat ini, kami lihat telah meningkatkan belanja kesehatan, sehingga berimbas ke permintaan produk-produk kesehatan termasuk produk IRRA", tutup Heru.


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular