
Terkuak! Salim Gadai Saham DCII, Toto Sugiri Konversi Warkat

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen emiten data center PT DCI Indonesia Tbk (DCII) akhirnya memberikan penjelasan mengenai konversi saham yang dilakukan Presiden Direktur Toto Sugiri dan Presiden Komisaris perusahaan Marina Budiman dari tanpa warkat (scriptless) menjadi warkat, pada Rabu ini (4/8/2021).
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Corporate Secretary DCI Indonesia Gregorius Nicholas Suharsono mengatakan, konversi saham yang dilakukan oleh kedua petinggi DCII tersebut dilakukan demi efisiensi.
"Pemegang saham utama menilai bahwa penyimpanan dalam bentuk warkat merupakan hal yang lebih efisien," ujar Gregorius, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (4/8).
Menanggapi pertanyaan bursa mengenai rencana aksi korporasi atau transaksi material dalam waktu dekat, Gregorius menjelaskan, "pada saat ini, perseroan tidak memiliki rencana aksi korporasi atau transaksi material dalam enam bulan ke depan."
Selain itu, kata Gregorius, pada saat ini pengendali dan pemegang saham utama perseroan tidak memiliki rencana untuk mengubah kepemilikan saham perseroan.
Gadai Saham Anthoni Salim
Pada surat yang berbeda, pihak DCII juga menanggapi pemberitaan terkait transaksi gadai (pledged) saham yang dilakukan oleh bos Indofood Anthoni Salim, yang notabene salah satu pemegang saham perusahaan.
Menurut keterbukaan informasi di BEI, pada Rabu (4/8) ini, Gregorius menjelaskan bahwa pihak perusahaan telah menerima surat pemberitahuan dari Anthoni Salim mengenai pelaksanaan gadai saham tersebut pada 15 Juni 2021.
Kemudian, Gregorius menyangkal bahwa transaksi gadai tersebut berhubungan dengan rencana bisnis DCII.
"Transaksi gadai saham yang dilakukan oleh Bapak Anthoni Salim tersebut tidak berhubungan rencana pengembangan bisnis Perseroan," jelasnya.
Gregorius menambahkan, pihak DCII tidak pernah menerima aliran uang yang bersumber dari aktivitas yang dilakukan oleh pemegang saham perseroan.
Mengenai alasan Anthoni Salim menggadaikan (pledging) saham perusahaan, Gregorius mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya dari Anthoni, gadai saham tersebut dilakukan sebagai bagian rencana investasi Salim Group di Indonesia.
"Pada saat ini, tidak ada informasi/kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham perusahaan," pungkas Gregorius.
Mengenai saham DCII, hingga saat ini, BEI masih menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham tersebut yang dilakukan sejak 17 Juni lalu.
Pergerakan harga yang melonjak signifikan membuat otoritas bursa menegaskan perlu ada langkah cooling down guna memberikan kesempatan kepada pelaku pasar untuk mempertimbangkan keputusan investasinya.
Sebelumnya, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Manullang juga sudah menjelaskan, saham DCII mengalami volatilitas harga secara terus menerus.
"Atas kondisi ini, kami sedang melakukan pemeriksaan atas transaksi saham DCII. Tujuan pemeriksaan ini untuk memastikan ada tidaknya indikasi manipulasi transaksi," kata Kristian kepada awak media, Rabu (7/6/2021).
Saham DCII terakhir kali diperdagangkan pada level Rp 59.000 per saham pada Rabu (16/6/2021). Harga saham tersebut melesat 14.000% dari harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) DCII pada 6 Januari 2021 yakni Rp 420/saham.
Sampai dengan 30 Juni 2021, pemegang saham terbesar DCII adalah sang pendiri Otto Toto Sugiri dengan kepemilikan 29,90%. Kemudian, Marina Budiman sebesar 22,51%, Han Arming Hanafia sebesar 14,11%. Ketiganya merupakan pengendali, sedangkan Anthoni Salim menggenggam kepemilikan sebesar 11,12% dan pemegang saham publik 22,36%.
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bisnis Data Center Moncer, Laba DCII Melesat 42,76% pada 2021
