
Sentimen Gado-gado, Ruang Gerak IHSG Terbatas di Sesi 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses berakhir di teritori positif pada perdagangan sesi pertama Rabu (4/8/2021), didorong ekspektasi kian terkendalinya penyebaran virus Covid-19.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.148,793 atau menguat 18,2 poin (+0,3%). Indeks acuan ini dibuka naik 0,19% ke 6.142,475, lalu sempat merosot pada pukul 09:00 WIB ke level terendahnya pada 6.112,72.
Namun setelah itu, IHSG terus menguat hingga menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.154,565 pada pukul 10:40 WIB. Sebanyak 212 saham menguat, 239 lain melemah, dan 184 sisanya flat.
Nilai transaksi bursa masih bertahan di kisaran Rp 8 triliun yang melibatkan nyaris 19 miliar saham dalam transaksi sebanyak 1 jutaan kali. Mayoritas investor asing hari ini memilih mengambil posisi beli, sehingga mencetak pembelian bersih (net buy) Rp 155 miliar.
Reli IHSG kali ini terjadi meski mayoritas bursa utama Asia Pasifik melemah, dipimpin indeks Hang Seng Hongkong dan Nikkei Jepang yang masing-masing terkoreksi 0,95% dam 0,86%. Sebaliknya, reli IHSG di sesi 1 ini merupakan yang tertinggi di antara bursa utama kawasan.
Pelaku pasar semakin optimistis dengan pengendalian pandemi di Indonesia, setelah rata-rata kasus baru Covid di Tanah Air melandai menjadi 33.900 orang per hari sepekan lalu, atau turun cukup tajam dari rerata sepekan sebelumnya yakni 41.411 orang/hari.
Rantai penularan virus corona juga semakin bisa diputus sebagaimana terlihat dari data reproduksi efektif (Rt). Jika angka Rt di bawah satu, maka pasien positif tidak berisiko menulari orang lain. Kasus positif berhasil diisolasi, sehingga tidak menambah panjang rantai penularan.
Berdasarkan catatan Bonza per 4 Agustus pukul 02:36 WIB, tinggal 12 dari 34 provinsi yang memiliki Rt di atas satu. Sisanya sudah di bawah satu termasuk di daerah yang sebelumnya sangat rawan seperti DKI Jakarta (0,08), Jawa Barat (0.18), dan Jawa Timur (0,53).
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah tren menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.174. Sementara untuk mengubah tren menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.113.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 63 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham