Harga CPO Ambles, Saham Produsennya Ikut 'Lemes'

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
03 August 2021 11:20
Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi kelapa sawit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham emiten yang bergerak di bidang perkebunan sawit cenderung melemah di zona merah pada awal perdagangan hari ini, Selasa (3/8/2021). Koreksi ini terjadi di tengah anjloknya harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) hingga lebih dari 4%.

Berikut pergerakan beberapa saham sawit, pukul 10.24 WIB:

  1. Provident Agro (PALM), saham -3,42%, ke Rp 565, transaksi Rp 436 juta

  2. Triputra Agro Persada (TAPG), -2,21%, ke Rp 665, transaksi Rp 4 M

  3. Dharma Satya Nusantara (DNSG), -1,90%, ke Rp 515, transaksi Rp 6 M

  4. Tunas Baru Lampung (TBLA), -1,22%, ke Rp 810, transaksi Rp 429 juta

  5. Cisadane Sawit Raya (CSRA), -0,63%, ke Rp 316, transaksi Rp 35 juta

  6. Salim Ivomas Pratama (SIMP), -0,45%, ke Rp 438, transaksi Rp 797 juta

  7. PP London Sumatra Indonesia (LSIP), -0,45%, ke Rp 1.115, transaksi Rp 6 M

  8. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), 0,00%, ke Rp 830, transaksi Rp 1 M

  9. Sampoerna Agro (SGRO), 0,00%, ke Rp 1.900, transaksi Rp 9 juta

  10. SMART (SMAR), 0,00%, ke Rp 4.000, transaksi Rp 2 juta

  11. Astra Agro Lestari (AALI), +0,31%, ke Rp 8.050, transaksi Rp 2 M

  12. Eagle High Plantations (BWPT), +1,16%, ke Rp 87, transaksi Rp 1 M

  13. Jaya Agra Wattie (JAWA), +3,88%, ke Rp 134, transaksi Rp 304 juta

Menurut data di atas, dari 13 saham yang diamati, 7 saham melorot, 3 saham stagnan, dan 3 sisanya menguat.

Saham emiten milik Grup Saratoga, PALM, menjadi yang paling ambles, yakni sebesar 3,42% ke Rp 565/saham. Pelemahan ini terjadi setelah kemarin saham PALM melesat 8,33% ke RP 585/saham.

Kendati turun, dalam sepekan saham PALM masih tumbuh 2,73%, sementara dalam sebulan naik 3,67%.

Di bawah PALM, ada saham emiten yang dikuasai Grup Triputra milik taipan TP Rachmat TAPG yang harganya jatuh 2,21% ke Rp 660/saham. Kemarin, saham TAPG juga merosot 2,86% ke Rp 680/saham, setelah pada Kamis dan Jumat pekan lalu menghijau.

Dengan ini, dalam seminggu terakhir saham TAPG ambles 5,04%, sedangkan dalam sebulan anjlok 5,71%.

Berbeda dengan yang lainnya, saham emiten Grup Astra, AALI, naik tipis 0,31% ke Rp 8.050/saham, melanjutkan penguatan 0,94% pada perdagangan Senin kemarin.

Setali tiga uang, saham milik BUMN Malaysia Felda dan Grup Rajawali yang dikendalikan taipan Peter Sondakh, BWPT juga terapresiasi 1,16%. Tidak ketinggalan, saham JAWA mencuat 3,88% ke Rp 134/saham.

Sebelumnya, harga minyak sawit mentah anjlok pada perdagangan pagi ini. Sepertinya aksi ambil untung (profit taking) masih membayangi pergerakan harga CPO.

Pada Senin (2/8) pukul 09:48 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia tercatat MYR 4.254/ton. Ambles 4,11% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Sepertinya investor masih terus berusaha mencairkan cuan dari kontrak CPO. Maklum, dalam sebulan terakhir harga sudah naik 14,42%. Jadi cuan yang didapat memang bukan 'kaleng-kaleng'.

Wang Tao, analis Komoditas Reuters, memperkirakan aksi profit taking masih akan membuat harga CPO turun lebih lanjut. Setelah gagal menyentuh titik resistance di MYR 4.525/ton, CPO mulai masuk fase jenuh beli (overbought).

"Titik support berada di MYR 4.287/ton. Ketika sudah tertembus, maka harga bisa turun menuju MYR 4.196/ton," tulis Wang dalam riset hariannya.

Saat ini, lanjut Wang, target terdekat untuk titik resistance harga CPO berada di MYR 4.450/ton. Penembusan di titik ini akan membawa harga ke rentang MYR 4.525-4.606/ton.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngenes! CPO Babak Belur Pekan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular