
Kebutuhan Dana Tunai Melonjak, BCA Naikkan Limit Tarik di ATM

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Haryanto T Budiman perbankan saat ini mengkaji untuk menetapkan penerapan limit setoran dan penarikan dengan limit yang tinggi di ATM. Pertimbangan ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya antrean panjang di kantor cabang, seiring dengan masih terjadinya pandemi.
Dia menyebut saat ini penerapan limit yang tinggi di mesin-mesin ATM BCA masih bersifat sementara. Penerapan limit yang tinggi ini dilakukan lantaran terjadinya antrean yang panjang di kantor cabang di awal masa penerapan PPKM Darurat bulan lalu.
"Dalam kondisi seperti ini ada antrian panjang di cabang di PPKM Darurat. Caranya adalah dengan menaikkan limit untuk penarikan tunai dan setoran tunai di mesin seperti itu. Dengan demikian ga perlu datang ke cabang dia datang ke ATM CRM [cash recycling machine] yang limitnya udah kita naikkan sementara waktu," kata Haryanto dalam wawancara dengan CNBC Indonesia pekan lalu.
"Dan mungkin nanti ke depannya itu menjadi permanen jadi mungkin ke depannya limit yang udah tinggi ini akan jadi permanen karena ini kita sedang kaji dari segi resikonya juga," jelas dia.
Haryanto yang juga merupakan Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia (IBI) ini mengungkapkan bahwa tren penggunaan ATM ke depannya akan meningkat seiring dengan pengurangan frekuensi nasabah untuk datang ke kantor cabang, meski kantor cabang juga masih akan dibutuhkan untuk beberapa nasabah.
Namun, mesin ATM yang digunakan ini adalah mesin CRM di mana nasabah bisa melakukan penarikan dan penyetoran dana secara langsung.
"ATM yang kita gunakan sekarang itu namanya CRM, cash recycle machine. Jadi datang ke sana buat setor uang jadi, uangnya langsung masuk ke mesin, ga harus ke teller. Justru ATM seperti itulah yang akan jadi berfungsi, bukan hanya tarik tunai dan payment point tapi juga terima setoran tunai," terang dia.
Sebelumnya, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan bahwa transaksi nasabah BCA saat ini sebesar 80% merupakan transaksi digital.
"Iya betul ATM turun dan digital naik luar biasa. Digital sudah 80% lebih, ATM 13%," kata Jahja kepada CNBC Indonesia, Jumat (23/7/2021).
Salah satu penyebab turunnya nilai transaksi yang dilakukan di ATM, kaya dia, adalah adanya pandemi Covid-19 yang sudah terjadi sejak tahun lalu.
Namun demikian, adanya ATM saat ini juga masih dibutuhkan oleh nasabah. Sehingga BCA masih tetap akan melakukan penambahan jumlah ATM, terutama untuk mesin yang bisa melakukan setor dan tarik tunai.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Cara Dapat Rp 100 Juta dan Tarik Tunai Dari Allo Bank