
Dear Investor! FYI, Ini Saham yang Diborong Asing di Juli

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (30/7/2021) lali ditutup pada posisi 6.070,03. poin atau melemah 0,83% sepanjang hari.
Selama sebulan terakhir, pergerakan IHSG mengalami penguatan sebesar 0,78% dengan posisi terendah dan tertinggi bulan lalu berada pada 5.947,61-6.166,30. Asing mencatatkan net buy di pasar reguler senilai Rp 1,93 triliun sepanjang bulan lalu.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat saham yang paling banyak diborong asing sepanjang bulan lalu (net buy) adalah saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Net Buy Asing Juli 2021:
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO), saham +20,61% Rp 5.500, transaksi beli Rp 729,90 miliar
- PT Astra International Tbk (ASII), saham -6,07% Rp 4.720, transaksi beli Rp 47,75 miliar
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), saham +4,18% Rp 3.240, transaksi beli Rp 391,70 miliar
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), saham -4,60% Rp 5.700, transaksi beli Rp 1,66 triliun
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), saham -5,84% Rp 3.710, transaksi beli Rp 248,69 miliar
Kenaikan harga saham INCO ini didorong oleh sentimen dari rencana investasi perusahaan holding yang dibentuk pemerintah, mengingat saat ini pemerintah melalui PT Inalum (Persero) memiliki 20% saham Vale.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho, menyampaikan bahwa RI punya cita-cita menjadi pemain baterai kelas dunia dan optimistis bisa dicapai pada 2025 mendatang.
Dia mengatakan, ada dua alasan kenapa RI harus menjadi pemain baterai kelas dunia. Pertama, karena Indonesia dianugerahi cadangan nikel dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Tak hanya nikel, Indonesia juga memiliki cadangan komoditas mineral lainnya yang bisa dijadikan bahan baku baterai hingga kendaraan listrik.
Alasan kedua adalah Indonesia memiliki pasar yang besar. Namun potensi pasar baterai tidak hanya di Indonesia, potensi pasar besar juga ada di Asia Tenggara.
"Kita harus jadi perusahaan baterai kendaraan listrik kelas dunia. Cadangan nikel yang besar dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Pasar besar di Indonesia dan ASEAN region," jelasnya dalam Investor Daily Summit 2021, Rabu (14/07/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan, diperlukan investasi yang sangat besar dan pembangunan beberapa fasilitas perlu waktu yang panjang. Menurutnya, saat ini IBC sudah tahap rinci untuk uji kelayakan atau feasibility study (FS) dan mencari sumber pendanaan proyek dengan menggaet dua calon mitra utama.
"Dua calon mitra utama dan kemarin sempat disampaikan Kementerian Investasi, sudah diumumkan 2022 ada satu factory 10 GW break through baterai, di 2024 komponen besar-besar RKEF [Rotary Kiln Electric Furnace], HPAL [High Pressure Acid Leaching] beroperasi, sehingga di 2025 dapatkan baterai skala besar benar-benar produksi di Indonesia," jelasnya.
Sementara itu, saham yang berada pada deretan teratas yang paling banyak dilepas asing (net sell) pada akhir bulan lalu dipimpin oleh saham dengan kapitalisasi saham besar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
