
Simak Gaes! Ini Deretan Sentimen Pasar buat Pekan Depan

Sementara dari luar negeri, pada Senin (2/8), akan ada rilis PMI Manufaktur Umum China oleh Caixin untuk bulan Juli 2021. Sebelumnya, PMI Manufaktur Umum turun menjadi 51,3 pada Juni 2021 dari sebelumnya di posisi 52 pada Mei, kendati masih berada di zona ekspansi.
Ini merupakan angka terendah dalam tiga bulan bulan terakhir, di tengah adanya lonjakan kasus Covid-19 di China bagian Selatan lokal dan gangguan dalam rantai pasokan.
"Pada paruh kedua tahun ini, efek basis rendah (low base effect) dari tahun lalu akan melemah. Tekanan inflasi masih menjadi tantangan serius bagi China," kata Wang Zhe, ekonom senior di Caixin Insight Group, dilansir Tradingeconomics.
Konsensus yang dihimpun oleh Tradingeconomics memprediksi, PMI Manufaktur Caixin Negeri Tirai Bambu akan kembali terkoreksi, meski masih dalam teritorial ekspansi, ke posisi 51.
Pada hari yang sama, Jepang juga akan merilis data indeks Keyakinan Konsumen per Juli, yang diprediksi akan turun secara bulanan (month-on-month/MoM) ke angka 37, dari sebelumnya mengalami kenaikan 3,3 MoM ke 37,4 pada Juni.
Selanjutnya, pada Selasa (3/8), bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) akan mengumumkan kebijakan moneter terkait apakah pihaknya akan tetap mempertahankan atau tidak suku bunga sebesar 0,1%, terendah sepanjang sejarah.
Pada pertemuan awal Juli lalu, RBA tetap mempertahankan suku bunga 0,1%, sesuai dengan yang diprediksi banyak kalangan. Dalam pertemuan tersebut, RBA juga memutuskan untuk mengadakan program pengendalian kurva imbal hasil (yield) obligasi April 2024 jatuh tempo 10 bps.
Selain itu, bank sentral Negeri Kanguru ini juga memperpanjang program pembelian obligasi saat ini hingga setidaknya pertengahan November, tetapi mengurangi jumlah yang dibeli menjadi A$4 miliar per minggu, dari A$5 miliar saat ini.
Pasar meyakini bahwa RBA masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 0,1% pada pertemuan Agustus ini.
Sentimen selanjutnya, pada Rabu (4/8), didominasi oleh publikasi data IHS Markit mengenai PMI Komposit di pelbagai negara, seperti Australia, China, Italia, Jerman, Uni Eropa, hingga AS.
Selain itu, pada hari yang sama, akan ada rilis data minyak Energy Information Administration (EIA) AS per 30 Juli. Dalam laporan sebelumnya, persediaan AS bensin turun 2,253 juta barel pada 23 Juli, menyusul penurunan 0,121 juta pada periode sebelumnya. Sementara, stok minyak mentah AS turun 4,089 juta barel pada minggu 23 Juli, setelah meningkat 2,108 juta pada periode sebelumnya.
Pada hari keempat perdagangan minggu depan, Kamis (5/8) pagi, bakal ada publikasi data neraca dagang per Juni 2021, seperti Australia, Kanada, dan AS. Defisit perdagangan di AS, misalnya, melebar menjadi US$71,2 miliar pada Mei 2021 dari posisi US$69,1 miliar pada April.
Konsensus pasar meramal, defisit dagang AS akan kembali melebar menjadi US$73,9 miliar pada Juni.
Selain itu, pada Kamis, Departemen Tenaga Kerja AS juga akan merilis data klaim tunjangan pengangguran per 31 Juli. Data klaim tunjangan pengangguran bisa menjadi salah satu indikator awal untuk menakar kondisi pasar tenaga kerja dan 'kesehatan' ekonomi AS.
Sebelumnya, data klaim pengangguran awal (initial jobless claims) AS mencapai 400.000 dalam pekan yang berakhir 24 Juli, turun 24.000 dari minggu sebelumnya. Angka ini lebih besar dari ekspektasi dalam konsensus Dow Jones yang mengekspektasikan angka 385.000. Rata-rata angka klaim sebelum pandemi ada di kisaran 250.000.
Menurut estimasi Tradingeconomics, klaim pengangguran awal per 31 Juli akan kembali turun menjadi 370.000.
Tidak hanya itu, pada hari yang sama, di Negeri Ratu Elizabeth II, akan ada keputusan soal tingkat suku bunga acuan dari Bank of England (BoE). Konsensus memprediksi BoE akan tetap mempertahankan rezim suku bunga rendah 0,1%.
Terakhir, pada Jumat (6/8), investor juga akan mengamati sentimen yang berasal dari Negeri Paman Sam, yakni terkait rilis data pembukaan lapangan kerja di luar sektor pertanian, yang dikenal dengan istilah non-farm payrolls (NFP), oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS.
Asal tahu saja, NFP adalah sebuah data berisikan perubahan jumlah tenaga kerja Amerika Serikat di semua sektor dengan pengecualian pegawai pemerintah, pegawai rumah tangga, pegawai yang bekerja pada organisasi LSM (non-profit/nirlaba) dan karyawan sektor pertanian.
Sebelumnya, NFP tercatat sebesar 850 ribu pada bulan Juni, yang merupakan pertumbuhan pekerjaan terkuat dalam 10 bulan, serta melampaui ekspektasi pasar 700 ribu. Konsensus pasar yang dihimpun oleh Tradingeconomics memprediksi perekonomian AS akan membuka 900 ribu lapangan kerja (NFP) per Juli 2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]