Saham Konstruksi 'Ngegas', Bisa Reli Panjang Ga Nih?

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Selasa, 27/07/2021 10:59 WIB
Foto: Dok Jasa Marga

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten konstruksi berhasil menguat ke zona hijau pada awal perdagangan pagi ini, Selasa (27/7/2021), setelah cenderung terkoreksi pada perdagangan sebelumnya.

Berikut pergerakan saham konstruksi, pukul 10.29 WIB:

  1. Adhi Karya (ADHI), saham +4,11%, ke Rp 760, transaksi Rp 6 M


  2. Acset Indonusa (ACST), +3,33%, ke Rp 248, transaksi Rp 2 M

  3. Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK), +2,86%, ke Rp 72, transaksi Rp 2 M

  4. PP (PTPP), +2,22%, ke Rp 920, transaksi Rp 15 M

  5. Waskita Karya (WSKT), +2,08%, ke Rp 980, transaksi Rp 10 M

  6. Wijaya Karya (WIKA), +2,01%, ke Rp 1.015, transaksi Rp 23 M

  7. Waskita Beton Precast (WSBP), +1,48%, ke Rp 137, transaksi Rp 1 M

  8. Wijaya Karya Beton (WTON), +0,85%, ke Rp 236, transaksi Rp 869 juta

  9. Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE), +0,56%, ke Rp 178, transaksi Rp 528 juta

  10. Total Bangun Persada (TOTL), 0,00%, ke Rp 298, transaksi Rp 111 juta

  11. Nusa Raya Cipta (NRCA), 0,00%, ke Rp 296, transaksi Rp 87 juta

  12. Jasa Marga (JSMR), -1,48%, ke Rp 3.990, transaksi Rp 2 M

Menurut data di atas, dari 12 saham yang diamati, 9 saham menguat, 2 saham stagnan, dan 1 saham melemah.

Saham emiten BUMN Karya, ADHI, memimpin penguatan dengan naik 4,11% ke Rp 760/saham, setelah Jumat (23/7) turun 2,63% dan Senin (26/7) kemarin merosot 1,35%. Dalam sepekan saham ADHI melonjak 8,70%, sementara dalam sebulan naik 1,35%.

Kabar terbaru, ADHI mendapat alokasi dana Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2022 sebesar Rp 2 triliun untuk proyek jalan tol Solo-DIY, Bawen dan proyek SPAM Karian-Serpong.

Di posisi kedua, ada saham Grup Astra, ACST, terapresiasi 3,33% ke Rp 248/saham, berhasil rebound dari koreksi 2 hari sebelumnya. Kendati naik, saham ACST masih minus 0,81% dalam sepekan, tetapi melesat 21,78% dalam sebulan.

Kabar teranyar, ACST berencana untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement sebanyak-banyaknya 15 miliar saham dengan nominal Rp 100/saham.

Pemegang saham perusahaan, yakni PT Karya Supra Perkasa (KSP) yang memiliki 64,84% saham telah berkomitmen untuk menyerap seluruh saham yang diterbitkan tersebut.

Dana hasil private placement ini akan digunakan untuk pembayaran utang sebesar Rp 939,7 miliar kepada induk usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR). Sedangkan senilai Rp 560,21 miliar akan digunakan untuk modal kerja dan biaya operasional perusahaan.

Saham emiten pelat merah WSKT juga naik 2,08% ke Rp 980/saham, setelah kemarin ambles 2,54%. Dalam seminggu saham WSKT melesat 14,62% dan dalam sebulan melejit 16,67%.

Kabar terkini, sebanyak lima bank kreditor menyetujui restrukturisasi kredit Waskita Karya dengan outstanding senilai Rp 19,3 triliun.

Nilai tersebut mencapai 65% dari total pinjaman Waskita yang mencapai Rp 29,26 triliun dari seluruh kreditornya. Hanya saja belum diungkapkan detail berkaitan dengan besaran perubahan bunga dan tenor atas pinjaman-pinjaman tersebut.

Selain berhasil melakukan restrukturisasi utang, WSKT juga akan mendapat kucuran dana berupa PMN pada 2022 sebesar Rp 3 triliun untuk penguatan modal dan restrukturisasi. Adapun sebagai PMN Tambahan 2021, pemerintah sudah 'menyuntikkan' dana ke WSKT sebesar Rp 7,9 triliun.

Berbeda dengan yang lainnya, saham pengelola jalan tol BUMN, JSMR, malah turun 1,48% ke Rp 3.990/saham. Para investor tampaknya mulai melakukan aksi ambil untung (profit taking) pada saham ini setelah mengalami kenaikan selama 4 hari beruntun.

Salah satu sentimen positif terbaru bagi emiten konstruksi adalah kabar Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) mengenai komitmen lembaga tersebut untuk menyelamatkan BUMN Karya dari lilitan utang.

Seperti dikutip dari Bloomberg, INA atau atau Sovereign Wealth Fund (SWF), dikabarkan telah berjanji untuk menyelamatkan BUMN Karya yang terlilit utang dengan melakukan pembelian beberapa jalan tol.

Direktur Utama INA Ridha Wirakusumah memprioritaskan jalan tol milik BUMN karya, seperti Waskita Karya, Hutama Karya, Wijaya Karya dan Adhi Karya, serta operator jalan tol milik negara Jasa Marga.

"Jadi mereka [BUMN Karya] nantinya bisa membayar utang, membuat perusahaan mereka lebih efisien atau bahkan membangun jalan tol baru, meskipun di tengah pandemi," kata Ridha kepada Bloomberg.

Ridha juga mengaku tahu Indonesia sangat mengandalkan INA. Oleh karena itu, ia akan memimpin INA dengan transparansi, tanggung jawab, dan kredibilitas. Dia juga akan mengumumkan pembelian beberapa ruas tol dalam waktu dekat.

Kesepakatan pertama INA senilai US$ 3,75 miliar atau Rp 54 triliun (kurs Rp 14.300/US$) ditandatangani dengan Caisse de dépôt et placement du Québec dan APG Asset Management serta Abu Dhabi Investment Authority untuk mendirikan konsorsium investasi pertama yang berfokus pada infrastruktur. Saat ini konsorsium ini sudah mulai mengevaluasi sejumlah jalan tol di Tanah Air.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat