Yield US Treasury Kembali Normal, Dow Futures Lanjut Menguat

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Kamis, 22/07/2021 19:29 WIB
Foto: REUTERS/Andrew Kelly

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Kamis (22/7/2021), menyusul terus menguatnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average naik 55 poin (+0,1%) dari nilai wajarnya, mengindikasikan Wall Street akan mencetak reli di hari ketiga. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq kompak menguat sebesar 0,1%.

Beberapa saham siklikal, yang akan diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi, menguat, di antaranya saham energi, perbankan, dan pengangkutan penumpang. Namun, saham American di pasar pra-pembukaan terkoreksi tipis menyusul aksi jual merespons berita (sell on news) tentang kinerjanya yang mulai positif dengan beroleh laba.


Pasar juga memantau rilis kinerja keuangan kuartal II-2021 seperti AT&T yang sahamnya menguat 1% di sesi pra-pembukaan setelah mencetak laba bersih dan pendapatan di atas estimasi analis. Di antara emiten yang merilis laporan keuangan hari ini adalah Abbott Labs, Twitter, dan Snap.

Menurut Refinitiv, 15% dari emiten konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangannya dengan 88% mencetak laba bersih di atas ekspektasi pasar dan 84% melaporkan pendapatan yang melampaui ekspektasi pasar.

Kemarin Dow Jones ditutup naik 0,8% atau 286 poin ke 34.798, sementara Nasdaq meroket 0,9% atau 133,1 poin ke 14.631,95. Indeks S&P 500 juga menghijau, dengan kenaikan 35,6 poin (+0,8%) ke 4.358,69. Indeks saham teknologi menguat 3,5% mengikuti penguatan harga minyak.

Sepanjang pekan berjalan, Dow Jones naik 0,3% dan hanya terpaut 1% dari rekor tertingginya sepanjang sejarah. Imbal hasil SBN AS tenor 10 tahun (yang menjadi acuan pasar) sedikit menguat pada Kamis menjadi 1,29%, setelah pekan lalu sempat turun di level 1,17%.

Penurunan imbal hasil tersebut sempat memicu kecemasan pasar mengenai adanya risiko besar yang membayangi perekonomian, sehingga para investor memburu aset minim risiko (safe haven) tersebut.

"Sejatinya investor sudah dimanjakan oleh kinerja pasar saham akhir-akhir ini," tutur Kepala Perencana Pasar LPL Financial Ryan Detrick, sebagaimana dikutip CNBC International. "Hebatnya, kita belum melihat pembalikan arah hingga 5% sejak Oktober... tak diragukan lagi, risiko meningkat tatkala kita memasuki bulan Agustus-September yang bermasalah."

Investor juga akan memantau klaim pengangguran mingguan, di mana ekonom dalam polling Dow Jones mengekspektasikan ada 350.000 orang yang baru di-PHK mengajukan klaim untuk mendapatkan tunjangan pengangguran. Angka itu membaik dari posisi sepekan sebelumnya sebanyak 360.000. Pasar juga akan memantau rilis penjualan rumah siap-huni.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi