Asing Ramai-ramai Masuk, Saham Bank Kelas Kakap Menghijau

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
22 July 2021 10:45
Dok: BNI
Foto: Dok: BNI

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham bank besar atau bank BUKU IV (bank dengan modal inti lebih dari Rp 30 triliun) menguat di zona hijau pada awal perdagangan pagi ini, Kamis (22/7/2021), di tengah lonjakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menembus level psikologis 6.100. Asing juga tercatat ramai-ramai masuk ke saham bank gede pagi ini.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.59 WIB, IHSG melesat 1,25% ke 6.105,107, dengan asing melakukan beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 218,34 miliar.

Berikut pergerakan saham bank BUKU IV:

  1. Bank Negara Indonesia (BBNI), saham +5,10%, ke Rp 5.150, net buy Rp 27,36 M

  2. Bank Mandiri (BMRI), +1,69%, ke Rp 6.025, net buy Rp 18,60 M

  3. Bank Danamon Indonesia (BDMN), +1,38%, ke Rp 2.210, net buy Rp 91,36 juta

  4. Bank Central Asia (BBCA), +1,33%, ke Rp 30.450, net buy Rp 40,69 M

  5. Bank Pan Indonesia (PNBN), +1,32%, ke Rp 765, net buy Rp 403,26 juta

  6. Bank Rakyat Indonesia (BBRI), +1,31%, ke Rp 3.870, net buy Rp 18,87 M

  7. Bank CIMB Niaga (BNGA), +1,03%, ke Rp 980, net buy Rp 11,64 juta

  8. Bank Permata (BNLI), -0,90%, ke Rp 2.190, net buy Rp -

Menurut data di atas, dari 8 saham bank BUKU IV yang diamati, 7 di antaranya menguat. Adapun kuartet saham BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI secara berturut-turut menduduki empat besar saham yang paling banyak diborong asing pagi ini.

Saham BBNI menjadi 'pemuncak klasemen' dengan melesat 5,10% ke Rp 5.150/saham. Asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 27,26 miliar. Penguatan ini membuat saham BBNI mencatatkan reli penguatan selama 5 hari beruntun.

Dalam sepekan, saham BBNI melonjak 12,45%, sementara dalam sebulan naik 6,19%.

Penguatan saham ini terjadi di tengah rencana BNI untuk melakukan pembelian saham kembali (buyback) senilai Rp 1,7 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, Rabu (21/7) aksi buyback tersebut akan dilakukan mulai 22 Juli sampai 21 Oktober 2021.

Sesuai dengan SEOJK No. 3/SEOJK.04/2020, jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak akan melebihi 20% dari modal disetor dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5% dari modal disetor.

"Perseroan meyakini bahwa Pembelian Kembali Saham tidak mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan karena sampai dengan saat ini, Perseroan mempunyai modal yang memadai untuk membiayai kegiatan usaha Perseroan," demikian kata manajemen BNI.

Aksi buyback ini dilakukan seiring adanya tekanan jual di pasar akibat sentimen Covid-19 di Tanah Air yang membuat saham BBNI undervalued dengan Price to Book Value (PBV) per 30 Juni 2021 sebesar 0.75x atau telah jauh berada di bawah rata-rata PBV selama 10 tahun yang sebesar 1.60x.

"Berangkat dari situ, perseroan merencanakan untuk melakukan pembelian kembali saham Perseroan yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia," imbuh pihak BNI.

Di posisi kedua ada saham bank pelat merah lainnya, BMRI, yang naik 1,69%, melanjutkan kenaikan pada perdagangan kemarin yang sebesar 3,04%. Praktis, dalam sepekan saham BMRI terangkat 5,26%.

Saham bank dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di bursa, BBCA, juga terapresiasi 1,33%, seiring asing melakukan aksi beli bersih Rp 40,69 miliar pagi ini.

Tidak ketinggalan, saham bank 'wong cilik' BBRI juga menguat 1,31%, setelah kemarin naik 1,06%. Dalam sepekan saham BBRI berhasil tumbuh 4,31%.

Kabar teranyar, BRI menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini dengan agenda persetujuan atas rencana Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue.

RUPSLB akan digelar pada pukul 14.00 WIB, di Gedung BRI Jalan Jenderal Sudirman Kav 44-46 Jakarta Pusat. Ini adalah Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) yang dilakukan bank yang fokus pada UMKM ini.

Rights issue ini dalam rangka bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro bersama dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

Dengan aksi korporasi ini, maka BBRI akan menjadi pemegang saham mayoritas pada PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sebagai bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro.

Selanjutnya,BBRI bersama-sama dengan Pegadaian dan PNM akan mengembangkan bisnis melalui pemberian jasa keuangan di segmen ultra mikro sehingga akan berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan perseroan.

Dalam aksi korporasi ini, BRI akan menerbitkan maksimal 28.677.086.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 50, atau 23,25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Bangkit, Saham Bank Kakap Diborong Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular