
Bank Bisnis Rights Issue Jumbo, Kredivo Siap Setor Duit Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank yang disokong peer to peer lending Kredivo, PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) akan melakukan penerbitan saham baru dengan skema memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue untuk yang kedua kalinya (Penawaran Umum Terbatas/PUT II).
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen BBSI diwakili oleh Presiden Direktur BBSI Laniwati Tjandra mengatakan perseroan berencana untuk melakukan PUT II dengan jumlah sebanyak-banyaknya 434.782.609 saham.
Jumlah itu setara dengan 14,37% dari modal disetor perseroan pada saat pengumuman RUPSLB yang dilakukan dengan mengacu pada Peraturan OJK No. 32/2015 juncto POJK No. 14/2019.
"Saham-saham yang akan dikeluarkan oleh perseroan tersebut adalah saham atas nama dengan nilai nominal yang sama dengan nilai nominal saham-saham perseroan yang telah dikeluarkan, yaitu Rp 100 per saham," tulis manajemen BBSI, dikutip Rabu ini (21/7).
Adapun harga pelaksanaan belum ditentukan. Sebagai informasi, saham BBSI diperdagangkan naik tipis 0,54% di Rp 3.750/saham pada penutupan sesi I Rabu ini. Secara rata-rata, harga saham BBSI saat ini yakni Rp 3.769/saham, sehingga dengan asumsi harga ini nilai rights issue berpotensi Rp 1,64 triliun.
"Pengeluaran saham-saham perseroan melalui Penambahan Modal dengan HMETD tersebut akan dilakukan dengan memenuhi syarat-syarat dan harga pelaksanaan sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku di pasar modal," tulis manajemen BBSI.
Saham baru akan memiliki hak yang sama dengan saham-saham perseroan lainnya yang telah dikeluarkan oleh perseroan sebelum PUT II, termasuk hak atas dividen.
"Guna memenuhi Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum mengenai pemenuhan Modal Inti Minimum (POJK 12/2020), perseroan merencanakan pelaksanaan PMHMETD pada akhir semester II tahun 2021," tulis manajemen.
Sebagai catatan, OJK mewajibkan modal inti bank umum minimal sebesar Rp 2 triliun tahun ini dan Rp 3 triliun tahun depan. "Perseroan melaksanakan PMHMETD untuk memenuhi ketentuan POJK 12/2020 pada BAB IV tentang Modal Inti dan CEMA [Capital Equivalency Maintained Assets, aset yang dijaminkan sebagai modal] minimum, di mana perseroan bermaksud untuk melaksanakan pemenuhan modal inti tahun 2021 sebesar Rp triliun."
Setelah pelaksanaan PMHMETD, maka para pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk memesan efek terlebih dahulu, persentase kepemilikan saham secara keseluruhan akan terdilusi sebesar maksimum 12,56%.
"Seluruh dana hasil PMHMETD ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, seluruhnya akan digunakan oleh perseroan untuk memperkuat struktur permodalan dan sebagai tambahan modal kerja dalam rangka pemberian kredit kepada nasabah yang akan direalisasikan secara bertahap," tulis manajemen BBSI.
Sebelumnya BBSI yang masuk kategori bank mini (bank BUKU II, dengan modal inti Rp 2 - 5 triliun) mengumumkan untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham tahun ini atas laba bersih di tahun 2020.
Keputusan ini diambil berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan Bank Bisnis yang dilaksanakan pada Kamis, 1 Juli 2021.
Manajemen BBSI menyatakan, pada mata acara kedua terkait penetapan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku 2020, peserta RUPS menyetujui keseluruhan laba bersih akan digunakan untuk menambah saldo laba ditahan perseroan (retained earning).
Adapun laba bersih yang berhasil dicatatkan Bank Bisnis sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 35,18 miliar. Laba bersih tersebut meningkat 58,04% dari laba tahun sebelumnya sebesar Rp22,26 miliar.
Dengan digunakannya keseluruhan laba bersih untuk menambah saldo laba ditahan, maka perusahaan memutuskan dari laba bersih tahun buku 2020 tidak dibagikan dividen kepada pemegang saham.
Pada Mei lalu (24/5), Kredivo, salah satu peer to peer lending (P2P) lending di Tanah Air saat ini resmi tercatat menjadi pemegang saham baru BBSI.
Dalam dokumen yang disampaikan manajemen BBSI kepada BEI mengenai perubahan komposisi pemegang saham BBSI dengan kepemilikan di atas 5% pada 21 Mei 2021.
Kredivo atau FinAccel Teknologi Indonesia saat ini mempunyai kepemilikan saham sebesar 24% sampai dengan 21 Mei 2021.
Sementara itu, porsi saham lain dipegang PT Sun Land Investama yang terdilusi dari sebelumnya 37,54% menjadi 19,76%. Sedangkan, PT Sun Antarnusa Investment tetap di level 14,94% dan sisanya dimiliki oleh pemegang saham publik 16,30%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kredivo Jadi Pemegang Saham Baru, Saham BBSI Melesat!
