Review

Rapor Bursa Sepekan: 10 Saham Tercuan-Terboncos, Broker Juara

tahir saleh, CNBC Indonesia
19 July 2021 06:24
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan (12-16 Juli), sejumlah saham masuk menjadi top gainers atau saham paling cuan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Data perdagangan BEI mencatat, saham emiten nikel PT PAM Mineral Tbk (NICL) melesat 119,26% di posisi teratas top gainers di level harga Rp 296/saham. PAM Mineral baru melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada Jumat (9/7).

Emiten yang memiliki blok tambang dengan memakai nama-nama public figure beken--seperti BCL, Raisa, dan Syahrini--ini melepas sebanyak 2 miliar saham baru atau setara 20,7% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan, dengan harga IPO Rp 100 per saham, sehingga mengantongi Rp 200 miliar. Dengan demikian harga sahamnya sudah melesat 196% dari harga IPO.

Kendati demikian, pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (16/7) saham NICL ambruk auto reject bawah (ARB) 7% di level Rp 296 dengan nilai transaksi harian Rp 212 miliar dan volume perdagangan 665 juta saham.

Di posisi kedua ada saham PT ABM Investama Tbk (ABMM), emiten tambang batu bara yang baru merilis kinerja Maret 2021.

Saham ABMM melesat sepekan 70,97% di Rp 1.325/saham dalam sepekan. Di Jumat lalu, saham ini melesat 5,58% dengan nilai transaksi Rp 6,13 miliar dan volume perdagangan 4,44 juta saham.

ABMM baru melaporkan pemulihan kinerja dengan catatan laba bersih US$ 25,89 juta atau setara Rp 375 miliar (kurs Rp 14.500/US$) di Maret 2021, dari periode yang sama tahun lalu rugi bersih US$ 2,54 juta atau Rp 37 miliar.

Pendapatan ABMM di Q1-2021 naik menjadi US$ 210,89 juta atau Rp 3,06 triliun dari sebelumnya US$ 160,88 juta atau Rp 2,33 triliun.

Berikut sejumlah data lengkap top gainers dan losers dalam sepekan lalu menurut data BEI:

Top Gaines-Losers Sepekan (12-16 Juli 2021), BEIFoto: Top Gaines-Losers Sepekan (12-16 Juli 2021), BEI
Top Gaines-Losers Sepekan (12-16 Juli 2021), BEI

Adapun urutan teratas top losers sepekan yakni saham PT ERA Graharealty Tbk (IPAC). Saham emiten bidang waralaba dan jasa agen real estat ini baru listing perdana pada Rabu (30/6). Saat listing perdana, saham IPAC betah berada di harga Rp 120/saham sama dengan harga IPO.

Di sisi lain, broker dengan nilai transaksi terbesar sepekan masih ditempati PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dengan nilai Rp 10,59 triliun, dengan volume perdagangan 21,48 miliar saham dan frekuensi 1,82 juta kali.

Di tempat kedua ada PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dengan nilai Rp 6,99 triliun, volume 6,16 miliar saham dan 251,448 kali frekuensi.

Di posisi ketiga ada PT UBS Sekuritas Indonesia dengan nilai Rp 6,25 triliun dengan volume 3,94 miliar saham dan frekuensi 381.012.

Top Broker Sepekan (12-16 Juli 2021), BEIFoto: Top Broker Sepekan (12-16 Juli 2021), BEI
Top Broker Sepekan (12-16 Juli 2021), BEI

NEXT: Net Buy Sejak Januari Tembus Rp 18 T

Menurut data BEI selama sepekan, periode 12-16 Juli di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat Jawa-Bali, menunjukkan bahwa IHSG dan nilai kapitalisasi pasar Bursa tetap berada pada zona positif.

IHSG selama sepekan ini mengalami peningkatan sebesar 0,54% menjadi 6.072,510 dari 6.039,844 pada pekan sebelumnya.

Sedangkan nilai kapitalisasi pasar Bursa meningkat 0,20% menjadi Rp 7.202,257 triliun dari Rp 7.187,639 triliun dari pekan sebelumnya.

Sementara itu rata-rata frekuensi harian Bursa turun 3,83% menjadi 1.155.902 transaksi dari 1.201.900 transaksi pada penutupan pekan sebelumnya.

Perubahan sebesar -11,27% terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa menjadi Rp 10,472 triliun dari Rp 11,802 triliun pada pekan sebelumnya.

Kemudian rata-rata volume transaksi harian Bursa turun 15,99% menjadi 15,998 miliar saham dari 19,044 miliar saham pada penutupan pekan lalu.

Investor asing pada Jumat lalu mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 74,52 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 17,643 triliun, atau nyaris Rp 18 triliun.

Pada Jumat (16/7), Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III Bank BJB Tahap I Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk resmi dicatatkan di BEI dengan nilai nominal obligasi Rp 1 triliun. Obligasi ini mendapatkan peringkat idA (Single A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).

Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN).

Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono mengatakan total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2021 adalah 47 emisi dari 34 emiten senilai Rp 50,31 triliun.

"Dengan pencatatan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 470 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 426,69 triliun dan US$ 47,5 juta, diterbitkan oleh 125 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 153 seri dengan nilai nominal Rp 4.222,46 triliun dan US$ 400,00 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 11 emisi senilai Rp 6,39 triliun," katanya dalam keterangan resmi.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular