Tiga Hari Melemah, Rupiah Bertahan di Bawah Rp 14.500/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 July 2021 15:42
Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

Dolar AS sedang galau, sebab adanya silang pendapatan antara pejabat elit bank sentral AS (The Fed) mengenai tapering.

Presiden The Fed wilayah Chicago Charles Evans mengindikasi tapering bisa terjadi di tahun ini. Ia mengatakan perlu melihat perbaikan pasar tenaga lebih lanjut, untuk memulai tapering. Dan menurutnya perbaikan tersebut akan tercapai di tahun ini.

"Melihat beberapa bulan terakhir, pertumbuhan pasar tenaga kerja lebih lambat dari yang saya perkirakan. Saya akan bilang masih ada beberapa hal yang perlu dinilai untuk mencapai kemajuan substansial yang kita perlukan untuk merubah kebijakan moneter kami," kata Evans, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (15/7/2021).

Pasar pun dibuat bingung mengenai kapan tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) akan dilakukan. Saat ini, QE The Fed senilai US$ 120 miliar per bulan.

Sebelumnya, ketua The Fed Jerome Powell meredam spekulasi tapering akan dilakukan di tahun ini.

Powell berbicara dalam rangka Semi Annual Monetary Policy Report di hadapan House Financial Services Committee kemarin malam, dan mengatakan belum akan merubah kebijakan moneternya.

Sementara itu inflasi tinggi di AS, yang kembali memunculkan spekulasi tapering di tahun ini, sekali lagi ditegaskan hanya bersifat sementara, dan ke depannya tekanan inflasi akan moderat.

Menurut Powell, tolak ukur The Fed yakni "kemajuan substansial" menuju pasar tenaga kerja penuh (full employment) dan stabilitas harga masih "jauh" dari kata tercapai.

"Kondisi pasar tenaga kerja terus membaik, tetapi masih jauh dari kata mencapai target. Pertumbuhan tenaga kerja seharusnya semakin kuat dalam beberapa bulan ke depan sebab kesehatan publik mengalami peningkatan, dan beberapa faktor yang terkait pandemi sudah mulai menghilang," kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International.

Menurut Powell ada sekitar 7,5 juta pekerjaan yang masih belum kembali seperti saat sebelum pandemi penyakit virus corona (Covid-19). Oleh karena itu, QE senilai US$ 120 miliar per bulan masih akan dilakukan demi mendukung perekonomian.

"Siap langkah untuk mengurangi dukungan ke perekonomian, pertama dengan mengurangi pembelian aset yang saat ini senilai US$ 120 miliar per bulan, tetapi itu masih 'jauh' untuk dilakukan," kata Powell.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular