
Waduh Belum 5 Menit, Rupiah sudah Tembus Rp 14.500/US$ Lagi

Sementara itu dari dalam negeri, lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19) masih menjadi perhatian utama, sebab masih belum berhenti mencatat rekor tertinggi. Kemarin, jumlah kasus baru dilaporkan bertambah lebih dari 56 ribu orang. Hal ini tentunya berisiko memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat.
PPKM Mikro Darurat dilakukan mulai tanggal 3 hingga 20 Juli, tetapi belum ada tanda-tanda melandainya kurva kasus positif harian.
Meski kasus Covid-19 makin mengerikan, tetapi rupiah masih mampu bertahan di bawah RP 14.500/US$ dalam beberapa hari terakhir. Artinya, pelaku pasar sudah mengantisipasi kemungkinan PPKM Mikro Darurat akan diperpanjang.
Selain itu, perekonomian Indonesia nyatanya masih bergeliat di bulan Juni lalu, meski kasus Covid-19 sudah mulai menanjak.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus pada Juni 2021. Ini karena ekspor masih lebih tinggi ketimbang impor.
Pada Kamis (15/7/2021), Kepala BPS Margo Yuwono mengumumkan nilai impor Indonesia bulan lalu adalah US$ 17,23 miliar. Melesat 60,12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Terhadap Mei 2021 (month-to-month/mtm), impor tumbuh 21,03%.
Sementara itu nilai ekspor Juni 2021 diumumkan sebesar US$ 18,55 miliar. Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 1,32 miliar.
Kali terakhir Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan adalah pada April tahun lalu. Artinya, neraca perdagangan terus mengalami surplus selama 14 bulan beruntun.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan impor tumbuh 48,675% yoy dan neraca perdagangan surplus US$ 2,15 miliar. Sementara konsensus versi Reuters memperkirakan impor naik 51,35% dan neraca perdagangan surplus US$ 2,23 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
