IHSG Berpotensi Hijau, Cek 8 Kabar Penting Sebelum Cari Cuan
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kekhawatiran pelaku pasar mengenai angka kasus positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 56 ribu kasus sehari, bursa saham domestik tetap mampu berakhir di zona hijau pada perdagangan Kamis (15/7/2021).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 1,13% ke level 6.046,75 poin dengan nilai transaksi Rp 9,37 triliun. Pelaku pasar asing mencatatkan pembelian bersih senilai Rp 555,34 miliar.
Untuk hari ini, IHSG diperkirakan masih akan menguat. Namun sebelum bertransaksi saham, cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Jumat (16/7/2021):
1. Ekspansi Tambang, BRMS Bakal Raih Rp 1,5 T di Rights Issue
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue untuk proyek penambangan di Gorontalo. Meski belum ditentukan harga pelaksanaannya, dana hasil rights issue yang bisa diperoleh perusahaan sekitar US$ 106 juta atau sekitar Rp 1,54 triliun (kurs Rp 14.500).
Direktur dan Investor Relation BRMS Herwin W Hidayat mengatakan perkiraan jumlah hampir sama dengan rights issue yang dilakukan pada Maret 2020 untuk proyek penambangan di Palu, Sulawesi Tengah. Harga pelaksanaan menurutnya akan ditentukan setelah ada keputusan di RUPSLB Agustus mendatang.
"Memang belum kami finalisasi, tapi kisarannya tidak jauh berbeda dengan dana hasil rights issue pertama. Ini akan ditentukan setelah dapat persetujuan agenda rights issue di RUPSLB 6 Agustus nanti. Kemudian kami akan finalisasi harga dan juga final jumlah dari rights issue tersebut," kata Herwin, Kamis (15/7/2021).
2. Baru Listing, Emiten Pemilik Blok BCL Mau Incar Tambang Nikel
Emiten pertambangan nikel, PT PAM Mineral Tbk (NICL) berencana mengakuisisi perusahaan tambang baru. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan cadangan nikel perseroan.
Rencana ini termasuk dalam jangka menengah dan panjang perseroan. Namun, perseroan belum menetapkan lebih rinci mengenai target harga maupun lokasi tambang baru yang akan diakuisisi tersebut.
"Untuk jangka menengah dan jangka panjang perseroan memiliki strategi menambah cadangan dengan melalui akuisisi atau maupun mencari tambang baru," kata Direktur Utama PT PAM Mineral Tbk, Ruddy Tjanaka, Kamis (15/7/2021).
3. Emiten Tekstil Pilih Masuk Bisnis APD-Masker
Kombinasi tekanan kinerja akibat pandemi Covid-19, kewajiban membayar utang dan strategi meraup cuan di bisnis lain membuat emiten-emiten tekstil dan produk tekstil (TPT) menambah bisnis baru ke bidang pembuatan Alat Pelindung Diri (APD), perlindungan medis, masker kain, dan lainnya.
Hal itu terungkap berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tiga emiten di pasar modal. Ketiga emiten tekstil tersebut yakni PT Pan Brothers Tbk (PBRX), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex, dan PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY).
Dalam pernyataan di keterbukaan BEI, Selasa (13/7), manajemen Pan Brothers (PBRX) menyatakan tekanan akibat pagebluk Covid-19 membuat perusahaan memutuskan untuk menambah lini bisnis dengan terjun dalam produksi dan ekspor APD, seperti hazmat dan gaun perlindungan medis, dan masker kain.
Sementara itu, manajemen Sritex sudah lebih dahulu dibanding PBRX untuk masuk ke lini bisnis baru dalam produksi pakaian APD dan masker kain. Hal ini juga dilakukan oleh Asia Pacific Fibers dengan melakukan diversifikasi usaha ke produksi APD dan masker sejak tahun lalu.
4. Pandu Sjahrir: Jika GoTo IPO, Market Cap Dekati BCA-BRI-TLKM
Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menantikan kehadiran sejumlah perusahaan teknologi unicorn (valuasi di atas Rp 14 triliun, atau US$ 1 miliar) untuk melantai di pasar modal domestik lewat skema penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Salah satu yang ditunggu pelaku pasar ialah rencana penawaran umum perdana saham GoTo, entitas hasil merger Gojek dengan Tokopedia. Adapun PT Bukalapak.com Tbk sudah lebih dahulu mengajukan IPO dengan target dana Rp 22 triliun dan target listing 6 Agustus mendatang.
Pandu mengatakan nilai kapitalisasi (market capitalization/market cap) pasar GoTo diperkirakan sebesar US$ 18 miliar atau setara Rp 261 triliun (kurs Rp 14.500/US$), J&T Express sebesar US$ 7,8 miliar atau Rp 113 triliun, Bukalapak US$ 6,05 miliar atau Rp 88 triliun dan Traveloka sebesar US$ 2,75 miliar atau Rp 40 triliun.
Bila IPO GoTo terealisasi, maka nilai kapitalisasi pasarnya akan menjadi terbesar keenam di BEI setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Astra International Tbk (ASII).
(hps/hps)