Internasional

Apa Benar Asing Kabur dari Pasar Saham RI ke Singapura?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
16 July 2021 06:50
singapura
Foto: visitsingapore.in

Jakarta, CNBC Indonesia - Kawasan Asia, terutama di Asia Tenggara hingga saat ini masih terus 'bergulat' dengan virus corona (Covid-19). Perkembangan pandemi virus yang berasal dari Wuhan, China terus semakin mengkhawatirkan di kawasan dengan julukan ASEAN tersebut.

Perjuangan melawan Covid-19 di Asia Tenggara membuat sebagian besar pasar saham di kawasan tersebut ikut terdampak, karena secara mayoritas investor mulai mengurangi selera risiko mereka di pasar saham.

Namun, di tengah lesunya pasar saham di Asia Tenggara, pasar saham di Singapura justru bergerak sebaliknya, yakni masih cenderung menguat, seakan pasar saham Negeri Singa kebal dengan pandemi.

Menurut James Cheo, Kepala Investasi di HSBC Private Banking & Wealth, pasar saham Singapura lebih menonjol dibandingkan dengan pasar saham Asia Tenggara lainnya di saat pandemi.

"Kami secara umum sedikit lebih berhati-hati di kawasan Asia Tenggara, tetapi di dalamnya, kami sebenarnya positif di Singapura," kata Cheo kepada "Street Signs Asia" CNBC pada Rabu (14/7/2021).

Alasannya, dia berpegangan pada upaya Negeri Singa secara manajerial dalam menangani pandemi Covid-19. Negeri Singa tersebut secara bertahap mulai melonggarkan langkah-langkah pembatasan sosial yang diberlakukan kembali pada awal Mei lalu.

Sebaliknya, beberapa negara lain di Asia Tenggara kini kembali berjuang keras dengan lonjakan infeksi Covid-19.

Tingkat vaksinasi di Singapura juga jauh melampaui negara-negara tetangganya, termasuk Indonesia. Berdasarkan Our World in Data Per 12 Juli, sekitar 40,47% orang Singapura telah divaksinasi penuh.

Sebagai perbandingan, di Malaysia sekitar 11,38% dari seluruh populasinya telah divaksinasi penuh, sementara di Indonesia dan Thailand, baru sebesar 5,5% dan 4,74% penduduk yang telah divaksinasi penuh.

Di luar situasi manajemen pandemi Singapura yang membaik dan sukses, Cheo menambahkan bahwa data ekonomi dan pendapatan di luar negeri tampak "sangat kuat."

Pada kuartal kedua tahun 2021, Singapura mencatat pertumbuhan ekonomi terkuat dalam 11 tahun terakhir dan berhasil rebound dari kemerosotan ekonomi pada tahun lalu.

Walaupun begitu, produk domestik bruto (PDB) Singapura pada kuartal II-2021 masih jauh di bawah kuartal II-2019 atau sebelum pandemi.

Cheo menyoroti keuangan dan industri di Singapura sebagai dua sektor yang dia sukai saat ini.

"Perusahaan di sektor keuangan Singapura "terlihat menarik" dan diharapkan berkinerja baik seiring dengan siklus global dan pemulihan ekonomi," kata Cheo.

Sementara itu, sektor industri juga akan diuntungkan karena alasan yang sama.

"Saat ekonomi dibuka kembali, anda akan mendapatkan lebih banyak aktivitas di berbagai bagian ekonomi, seperti beberapa investor yang mulai kembali berinvestasi di sektor real estate dan beberapa lainnya di sektor konsumer, saya pikir itu benar-benar dapat didukung karena ekonomi mulai pulih pada semester kedua tahun ini." Kata Cheo.

NEXT: Perbandingan Bursa RI dan Singapura

Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi kedua Kamis (15/7), investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 325 miliar di seluruh pasar saham di Indonesia.

Dalam 3 bulan terakhir, asing sudah masuk ke pasar dalam negeri sebanyak Rp 2,1 triliun. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks acuan di pasar saham Indonesia, naik 1,13% di level 6.046. Secara 3 bulan terakhir IHSG minus 0,41% dan year to date naik 1,13%.

Adapun bursa saham Singapura, yang tampak dari Indeks Straits Times (STI), pada perdagangan Kamis (15/7) ditutup minus 0,42% di 3.139. Dalam 3 bulan terakhir STI ambles 2,11% dan year to date memang naik hingga 9,8%.

Namun, apakah pasar saham Singapura yang tergolong tahan banting karena para investor asing di RI berpindah ke Singapura?

Tentunya tidak.

Dalam periode semester I tahun 2021, data BEI mencatat, investor asing tercatat masih inflow alias masuk ke pasar saham RI hingga Rp 13,9 triliun, jika ditotalkan di seluruh pasar saham, baik di reguler, tunai, maupun di negosiasi.

Pada awal bulan ini, memang asing sempat melepas cukup besar, karena mereka cenderung merespons negatif dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat yang diberlakukan mulai 3 Juli lalu hingga 20 Juli mendatang.

Namun beberapa hari berikutnya hingga kini, asing masih mempercayakan pasar saham Tanah Air.

Memang jika dilihat dari pergerakannya, pasar saham Singapura berbanding terbalik dengan pasar saham Asia. Di saat Asia sedang melemah, kadang-kadang pasar saham Singapura malah menguat dan sebaliknya.

Namun di kala Tanah Air sedang berjuang keras kembali melawan pandemi Covid-19 varian baru, yakni Delta yang disebut lebih ganas, IHSG berulang kali tetap menghijau.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular