Baru Listing, Emiten Pemilik Blok BCL Mau Incar Tambang Nikel

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
15 July 2021 17:15
Nikel
Foto: Dok Antam

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan nikel, PT PAM Mineral Tbk (NICL) berencana mengakuisisi perusahaan tambang baru. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan cadangan nikel perseroan.

Rencana ini termasuk dalam jangka menengah dan panjang perseroan. Namun, perseroan belum menetapkan lebih rinci mengenai target harga maupun lokasi tambang baru yang akan diakuisisi tersebut.

"Untuk jangka menengah dan jangka panjang perseroan memiliki strategi menambah cadangan dengan melalui akuisisi atau maupun mencari tambang baru," kata Direktur Utama PT PAM Mineral Tbk, Ruddy Tjanaka, Kamis (15/7/2021).

Rudy menambahkan, pertambangan nikel, terutama yang berkadar rendah diyakini mempunyai peluang sebagai salah satu komponen utama dalam pembuatan baterai untuk kendaraan listrik (electric vehicle). Permintaan bijih nikel juga diperkirakan akan meningkat terutama dari industri kendaraan listrik.

Pasalnya, pangsa pasar kendaraan listrik di tahun 2019 baru mencapai 2,5% dan diperkirakan akan menjadi 10% pada tahun 2025 mendatang. Hal ini juga akan berimbas pada kenaikan pangsa pasar industri EV yang diprediksikan menjadi 28% di tahun 2030 dan 58% di tahun 2040.

Selain itu, pada tahun 2019, konsumsi nikel untuk bahan baku baterai mencapai 7% dari total konsumsi global. Sementara itu, pada tahun 2022, diperkirakan, permintaan nikel akan melebihi pasokan yang ada.

Rudy mengatakan, permintaan bijih nikel berkadar tinggi juga terus mengalami peningkatan, terutama karena adanya industri pengolahan atau smelter yang ada.

Seperti diketahui, pemerintah akan mengembangkan industri dan ekosistem kendaraan listrik melalui pembentukan holding BUMN baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) kerjasama dengan produsen mobil listrik dunia yaitu LG Chem (Korea) dan CATL (China) mulai groundbreaking pada akhir Juli 2021 ini. Selanjutnya, pabrik baterai tersebut diharapkan akan mulai beroperasi pada 2023.

"Adanya industri baterai nasional seiring tumbuhnya smelter dengan teknologi hidrometalurgi akan meningkatkan kinerja perusahaan dengan diserapnya nikel kadar rendah yang diproduksi perseroan," ujarnya.

Saat ini, PAM Mineral memiliki dua wilayah operasional, yakni di Sulawesi Tenggara Desa Lameruru Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara dan Desa Laroenai Kecamatan Bungku Pesisir Sulawesi Tengah dengan total luas sekitar 51 Ha.

Dia menambahkan, dengan perkembangan ke depan itu kebutuhan ore nikel bisa melebihi 7-8 juta ton per bulan. Sementara itu, dengan eksplorasi perseroan dan perusahaan anak diproyeksikan masih memiliki sumber daya sekitar 28 juta ton lebih bijih nikel.

Informasi saja, NICL adalah perusahaan yang baru melantai di BEI pada 9 Juli 2021. Perseroan meraih dana IPO sebesar Rp 200 miliar setelah melepas sebanyak 20,70% saham atau setara 2 miliar saham ke publik dengan harga pelaksanaan Rp 100 per saham. Di pasar modal, saham NICL terpantau naik 4,61% ke level Rp 318 per saham.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Amsyong! Baru Reli Dikit, Saham Nikel Ambruk Lagi Nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular