Vale Bagi Dividen Rp 462 M dari Laba Bersih 2020

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
29 April 2021 13:18
The headquarters of of mining company Vale SA is pictured, after the collapse of a tailings dam in an iron mine in Brumadinho in Brazil, in St-Prex, Switzerland January 30, 2019. REUTERS/Denis Balibouse
Foto: VALE (REUTERS/Denis Balibouse)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang nikel, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membagikan dividen untuk tahun buku yang berakhir tahun 2020. Perseroan tercatat terakhir kali membagikan dividen pada 2014.

Pemegang saham Vale menyetujui pembagian dividen sebesar 40% dari perolehan laba bersih tahun 2020 sebesar US$ 82,82 juta.

"Terakhir, Vale membayar dividen tahun buku 2014. Rapat menyetujui pembagian 40% dari laba bersih tahun 2020 atau sebesar US$ 33 juta sebagai dividen," kata Chief Financial Officer Vale Indonesia, Berdardus Irmanto, dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (29/4/2021).

Ada beberapa pertimbangan perseroan membagikan dividen di tahun ini dari tren di tahun sebelumnya yang selalu digunakan sebagai laba ditahan untuk ekspansi bisnis. Pertama, kondisi kas yang dimiliki perseroan sampai dengan 2020 cukup tinggi. Hal ini juga turut ditopang oleh kenaikan harga nikel dan membaiknya kinerja perseroan.

"Dari 2014-2020, Vale selalu gunakan uang ini untuk mendanai proyek strategis perusahaan. Ada ruang secara kas bisa dimanfaatkan untuk peruntukan lain," ujarnya.

Sebagai informasi, tahun lalu, Vale membukukan laba bersih sebesar US$ 82,82 juta atau setara dengan Rp 1,16 triliun (kurs Rp 14.000/US$) naik 44,28% dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar US$ 57,40 juta atau setara Rp 804 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi di Bursa efek Indonesia (BEI), Jumat (26/2/2021), pendapatan turun 2,2% menjadi US$ 764,74 juta atau setara dengan Rp 10,71 triliun dari tahun sebelumnya US$ 782,01 juta atau setara Rp 11 triliun.

Ekuitas perusahaan naik menjadi US$ 2,02 miliar dari US$ 1,92 miliar, sementara kewajiban naik tak signifikan menjadi US$ 294,27 juta dari US$ 280,99 juta.

EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) sebesar US$ 273,0 juta atau Rp 3,82 triliun, terutama didorong oleh produksi dan pengiriman nikel yang lebih tinggi dan kemampuan untuk mengelola biaya dengan hati-hati.

Turunnya penjualan sebesar 2,2% disebabkan oleh harga realisasi rata-rata yang lebih rendah. Harga realisasi rata-rata pengiriman nikel matte di tahun 2020 sebesar US$ 10.498 per ton, turun dari level tahun 2019 sebesar AS$10.855 per ton.

Sementara itu, beban pokok pendapatan Grup di tahun 2020 tercatat sebesar US$ 640,4 juta atau 4% turun dari sebelumnya US$ 664,3 juta di tahun 2019.

Penyebab utama turunnya beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batu bara yang lebih rendah. Vale Indonesia telah memproduksi 72.237 metrik ton nikel dalam matte di tahun 2020, 2% lebih tinggi dibandingkan produksi tahun 2019.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perbaikan Smelter Mulai Mei, Produksi Nikel Vale Bakal Drop

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular