Analisis

Demi Survive! Deretan Emiten Ini Buka Bisnis Baru, Kopi-APD

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Kamis, 15/07/2021 09:26 WIB
Foto: Suasana pusat perbelanjaan di Giant Ekspres Kemayoran terlihat sepi pengunjung, Jakarta, Senin (31/5/2021). PT Hero Supermarket TbkTbk menutup seluruh gerai Giant di Indonesia pada bulan Juni mendatang. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 yang membuat kinerja keuangan 'loyo' memaksa banyak perusahaan untuk memutar otak agar tetap bertahan, termasuk menambah lini usaha atau malah 'banting setir' dengan fokus ke usaha yang jauh berbeda dengan bisnis inti awal.

Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia mencoba merangkum beberapa emiten yang melakukan diversifikasi dan perubahan usaha untuk merespons dampak pagebluk terhadap kinerja fundamental perusahaan.

1. PT Hero Supermarket Tbk (HERO)


Usai menutup seluruh gerai ritel Giant mulai Juli ini, emiten bidang ritel Hero Supermarket mulai ekspansi ke bisnis mebel.

Perseroan bersama dengan PT Rumah Mebel Nusantara (Rumah), perusahaan yang sahamnya 99,99% dimiliki perseroan, mendirikan anak perusahaan baru yang bergerak di bisnis mebel dengan nama PT Distribusi Mebel Nusantara (PT DMN). Nantinya, PT DMN akan melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan besar.

PT DMN didirikan dengan modal dasar senilai Rp 11 miliar yang terbagi atas 1.100.000 saham. Dari modal tersebut, HERO memiliki 1 lembar saham dengan nilai nominal Rp 10.000.

"Rumah melakukan penyetoran penuh sebanyak 1.099.999 saham atau senilai Rp 10.999.990.000 miliar," ungkap GM Corporate Secretary & Legal Strategy HERO, Iwan Nurdiansyah, dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (14/7/2021).

Iwan menjelaskan, pendirian anak perusahaan ini tidak akan berdampak negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan maupun kelangsungan usaha HERO.

Seperti diketahui, sebelumnya Hero Supermarket mulai menutup semua gerai Giant di seluruh Indonesia pada Juli 2021. Perseroan akan mengubah hingga lima gerai Giant menjadi IKEA sebagai langkah strategis perusahaan.

Manajemen HERO mempertimbangkan mengubah sejumlah gerai Giant akan dikonversi menjadi gerai Hero Supermarket.

2. PT Globe Kita Terang Tbk (dulu bernama PT Global Teleshop Tbk/GLOB)

Serangan pagebluk virus Corona juga membuat kinerja keuangan anak usaha emiten peritel telepon seluler (ponsel) PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO), GLOB, makin memburuk.

Bahkan, untuk terus bertahan, GLOB akhirnya melakukan diversifikasi bisnis dan produk, mulai dari menjual peralatan komputer hingga bisnis gaya hidup seperti seperti penjualan sneaker, mesin dan peralatan kopi, minuman herbal dan jual-beli tas bekas bermerek terkenal.

Hal tersebut dilakukan setelah pengelolaan toko offline diserahkan ke sister company alias anak usaha TRIO lainnya, PT Distribusi pada paruh pertama 2020 lalu.

Pendapatan GLOB sepanjang tahun lalu ambles 87,14% menjadi Rp 30,67 miliar. Adapun rugi bersih tercatat semakin dalam, yakni menjadi Rp 50,61 miliar, dari Rp 39,73 miliar pada akhir 2019.

Lebih rinci, pendapatan andalan dari segmen kartu perdana & voucher isi ulang dan telepon seluler anjlok drastis. Pada 2019, penjualan kartu perdana sebesar Rp 107,35 miliar, tetapi pada akhir 2020 ambles menjadi Rp 16,97 miliar.

Penjualan telepon seluler pun terjun bebas menjadi Rp 4,04 miliar, dari tahun sebelumnya Rp 128,94 miliar. Adapun penjualan komputer dan notebooks nihil sepanjang 2020.

Tapi ada ini yang menarik, pada tahun lalu ada pendapatan dari penjualan mesin dan peralatan kopi senilai Rp 9,38 miliar dan penjualan biji kopi sebesar Rp 167,35 juta. Sebelumnya, pendapatan ini tidak ada di laporan keuangan.

Sementara, sepanjang kuartal I-2021, GLOB hanya mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 8,84 miliar, turun 43% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun penjualan mesin dan peralatan kopi menyumbang 57% dari total pendapatan perusahaan atau sebesar Rp 5 miliar.

Pada 3 bulan tahun ini masih tercatat rugi bersih sebesar Rp 828,21 juta dari semula mengalami laba bersih Rp 888,64 juta pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Mengenai strategi bisnis tahun ini, GLOB akan terus fokus meningkatkan penjualan handphone dan aksesoris secara online, terutama di marketplace, sebagai tambahan dari penjualan offline.

Di samping itu, pada tahun ini GLOB juga akan terus mendongkrak penjualan di bisnis gaya hidup dan di bidang jasa perbaikan peralatan komputer, telekomunikasi dan sejenisnya.

Pada 2 Juli lalu, manajemen GLOB mengumumkan perubahan nama perusahaan yang semula bernama PT Global Teleshop Tbk (GLOB) menjadi PT Globe Kita Terang Tbk.

Tidak dijelaskan secara spesifik alasan pergantian nama perusahaan yang memutuskan menghilangkan 'Teleshop' dari nama perusahaan.

NEXT: Ada Trio Emiten Tekstil


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Eks Bos Besar Bank DKI Terjerat Korupsi, Manajemen Buka Suara

Pages