Ekspansif! Emiten RI Ramai-Ramai Caplok Perusahaan Australia

Jakarta, CNBC Indonesia- Akhir-akhir ini emiten pertambangan dalam negeri gencar melakukan ekspansi. Tren belakangan ini, negara tetangga Australia menjadi target ekspansi para perusahaan ini.
Wajar saja mengingat Negeri Kanguru merupakan salah Net eksportir batu bara terbesar di dunia dan menyuplai stok batu bara global hingga 30%. Selain di sektor batu bara, tambang nikel dan emas Australia juga tidak kalah menarik hingga menjadi sasaran ekspansi perusahaan lokal.
Berikut Tim Riset CNBC Indonesia merangkum emiten-emiten dalam Negeri yang belum lama ini berekspansi ke Negeri Kanguru.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
ADRO resmi mengakuisisi Kestrel Coal Mine (Kestrel) pada 1 Agustus 2018 dari Rio Tinto. Setelah akuisisi tersebut, kepemilikian ADRO pada Kestrel menjadi sebesar 80%.
Kestrel adalah aset batubara metalurgi berkualitas yang memiliki basis sumber daya dengan usia yang panjang, infrastruktur yang solid, dan tenaga kerja dengan keahlian tinggi. Tambang ini terletak 40 kilometer (KM) di utara kota Emerald yang berada di area batubara Bowen Basin, di tengah negara bagian Queensland, Australia.
ADRO bekerja sama dengan EMR Capital untuk mengakuisisi Kestrel melalui Kestrel Coal Resources Pty Ltd. Kepemilikan ADRO pada Kestrel Coal Resources adalah sebesar 48% dan EMR Capital sebesar 52%. Nilai akuisisi Kestrel Coal Mine mencapai US$ 2,25 miliar. Setelah transaksi rampung, kepemilikan atas Kestrel meliputi Kestrel Coal Resources Pty Ltd (80%) dan Mitsui Coal Australia (20%).
Kestrel memproduksi 4,25 juta batu bara kokas. Kestrel juga masih memiliki cadangan batu bara 117 juta ton. Sehingga, jika melihat pada besarnya kapasitas produksi tersebut, otomatis akan mengerek kapasitas produksi Adaro, dan diperkirakan bakal naik tiga kali lipat menjadi 3 juta ton per tahun.
PT Harum Energy Tbk (HRUM)
HRUM baru saja merampungkan transaksi pembelian saham perusahaan tambang nikel asal Australia, Nickel Mines Limited, sebesar AUD 34,26 juta atau setara Rp 369 miliar. Dalam keterbukaan informasi Juni silam, Ray Antonio Gunara selaku Direktur Utama HRUM menjelaskan, perseroan telah membeli sebanyak 68.530.577 saham Nickel Mines Limited atau setara dengan 3,22% saham. Transaksi ini terjadi pada 29 Mei 2020.
Akuisisi saham Nickel Mines Ltd, merupakan investasi dan bagian dari diversifikasi usaha perseroan ke sektor non batu bara.
Nickel Mines Limited, adalah perusahaan publik asal Australia yang bergerak di bisnis tambang yang memproduksi nickel pig iron (NPI), salah satu bahan utama dalam produksi baja tahan karat (stainless steel). Nickel Mines memegang kepemilikan 60% di proyek Hengjaya Nickel dan Ranger Nickel, keduanya mengoperasikan pabrik Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang memproduksi NPI di Indonesia Morowali Industrial Park.
PT Indika Energy Tbk (INDY)
INDY baru saja menandatangani Scheme Implementation Deed untuk mengambil alih Nusantara Resources Limited milik Australia yang melantai di Bursa Efek Australia dengan kode NUS. Perusahaan ini mengelola tambang emas Awak Mas di Luwu, Sulawesi Selatan melalui mekanisme Scheme of Arrangement.
INDY membayar AU$ 0,35 per saham untuk 168.041.107 saham yang belum dimiliki oleh perusahaan, sehingga total transaksinya adalah sebesar AU$ 58,8 juta atau ekuivalen dengan US$ 45,3 juta atau sekitar Rp 656,8 untuk sekitar 72% saham di NUS.
Direktur Utama INDY, Arsjad Rasjid mengatakan, rencana transaksi ini merupakan langkah strategis perseroan untuk meningkatkan eksposure di sektor pertambangan emas dan memperkuat diversifikasi bisnis perusahaan.
INDY melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo (IMI), saat ini memiliki sekitar 28% saham di Nusantara serta kepemilikan saham secara langsung di PT Masmindo Dwi Area (Masmindo) yang mengelola tambang emas Awak Mas sebanyak 25%.
PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS)
Terbaru, GEMS yang merupakan salah satu perusahaan Grup Sinarmas di sektor pertambangan, melalui anak usahanya, Stanmore Resources Ltd, baru saja mengakuisisi 100% aset perusahaan tambang batu bara yang berlokasi di Queensland, Millennium and Mavis Downs Mine dari Peabody Energy Australia. Tambang Millenium dan Mavis Downs terletak di Moranbah, dekat proyek Isaac Downs Stanmore Coals.
Akuisisi ini dilakukan melalui MetRes Pty Ltd, perusahaan patungan antara Stanmore dengan M Resources. Stanmore dan M Resources memberikan uang muka tunai sebesar AUD 1,25 juta dan pembayaran royalti AUD 1,25 juta kepada Peabody Energy Australia.
Royalti super hingga AUD 3,5/ton juga akan dibayarkan untuk maksimal 5 tahun kepada Peabody jika harga batu bara kokas premium berada di atas US$ 175/ton FOB Australia.
Akuisisi ini mencakup akses ke 0,5 juta ton per tahun rel jangka panjang dan kapasitas pelabuhan, serta 349ML pasokan air mentah jangka panjang untuk mendukung dimulainya penambangan, dan semua hak kontraktual terkait dan kewajiban.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi
(trp/trp)