
Tol Tutup Efek PPKM Darurat, Ini Fakta Kinerja JSMR-META-CMNP

Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir memaksa pemerintah untuk melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di wilayah Jawa-Bali yang berlaku mulai 3-20 Juli 2021.
Akses keluar masuk ke berbagai wilayah terus dibatasi, mulai dari penyekatan ruas jalan nasional hingga penutupan gerbang tol.
Penutupan gerbang tol yang dilakukan di berbagai kota tentu akan berimbas pada kinerja keuangan emiten pengelola jalan tol.
Emiten tol terbesar, PT Jasa Marga Tbk (JSMR), tercatat telah menutup 9 akses gerbang tol di wilayah Jakarta, sedangkan BUMN PT Hutama Karya (Persero) lewat anak usahanya ikut menutup 2 gerbang tol di Jakarta.
Penutupan ini tentu dilaksanakan demi menurunkan laju penyebaran virus yang hingga Selasa lalu (13/7) kembali mencetak rekor kasus positif sebanyak 47.899 pasien baru dan memimpin pertambahan kasus harian Covid-19 Dunia.
Imbas penerapan PPKM saat ini tentu masih belum bisa dilihat setidaknya hingga dirilisnya laporan kinerja kuartal ketiga.
Akan tetapi penurunan keramaian lalu lintas keluar masuk jalan tol akibat situasi pandemi sudah dirasakan dari tahun lalu hingga awal tahun ini.
Hal ini tercermin dari kinerja keuangan tiga emiten jalan tol yang mengalami penurunan kinerja keuangan sepanjang triwulan pertama tahun 2021.
Berikut ini ikhtisar kinerja keuangan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) yang telah dirangkum oleh Tim Riset CNBC Indonesia
NEXT: Simak ulasan JSMR, META dan CMNP
Pendapatan
Pada kuartal pertama tahun ini, dua emiten mencatatkan pertubuhan positif dari segi pendapatan, meskipun hanya mengalami kenaikan tipis masing-masing yaitu JSMR naik 0,36% menjadi Rp 2,54 triliun dan META meningkat 1,80% menjadi Rp 144,60 miliar.
Sedangkan pendapatan CMNP menyusut hingga 37,37% dari semula mencapai Rp 788,43 miliar kini bersisa menjadi Rp 493,81 miliar. Meski pendapatan dua emiten mengalami kenaikan tipis, secara agregat total pendapatan ketiga emiten ini turun 8,18%.
![]() |
Laba Bersih
Sepanjang 3 bulan pertama 2021, laba bersih ketiga emiten tol tersebut kompak mengalami penurunan, hal ini terjadi meski pendapatan dua emiten tercatat mengalami sedikit peningkatan.
Penyusutan terbesar dicatatkan oleh Jasa Marga yang merupakan salah satu dari dua emiten yang mengalami kenaikan pendapatan di kuartal pertama tahun ini.
![]() |
Penurunan laba bersih paling besar dibukukan oleh JSMR, emiten pelat merah ini hanya mampu memperoleh laba bersih sebesar Rp 161,83 miliar pada 3 bulan pertama tahun ini atau turun 72,47% dari periode yang sama tahun sebelumnya dengan catatan laba bersih mencapai Rp 587,93 miliar.
Selanjutnya laba bersih META tergerus 38,16% secara tahunan, yang semula mampu membukukan Rp 40,59 miliar pada kuartal pertama 2020 kini keuntungan perusahaan tercatat sebesar Rp 25,10 miliar.
Sementara itu kendati menjadi satu-satunya perusahaan yang mengalami penurunan pendapatan, laba bersih CMNP malah mengalami persentase penurunan paling kecil atau hanya sebesar 20,59% menjadi Rp 144,11 miliar dari semula sebesar Rp 181,48 miliar.
Aset dan Ekuitas
Dari segi aset dan ekuitas tidak terdapat perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan posisi pada periode sebelumnya di akhir Desember 2020. JSMR masih memimpin emiten tol dengan total aset Rp 105,66 triliun dan ekuitas Rp 24,84 triliun. Aset SMRG mengalami kenaikan 1,51% sedangkan kenaikan ekuitas tercatat sebesar 0,27%.
![]() Aset Emiten Jalan Tol Q1-2021/Ferry Sandria |
![]() Ekuitas Emiten Jalan Tol Q1-2021/Ferry Sandria |
Selanjutnya CMNP menyusul dengan jumlah aset Rp 16,50 triliun berkurang 1,53% dari periode sebelumnya, sedangkan ekuitas perusahaan naik 2,58% ke angka Rp 22,52 triliun. Terakhir META mencatat kenaikan nilai aset 3,08% menjadi Rp 6,02 triliun serta ekuitas yang tumbuh tipis 0,81% ke angka Rp 3,38 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Imbas PPKM Darurat, Volume Mobil Keluar-Masuk DKI Anjlok 38%
