Mau Investasi Emas? Sebelum Terlambat, Pikir-pikir Dahulu...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 July 2021 08:20
Investment Emas Batangan 50 Gram di Beijing, China, 5 Agustus 2019 (REUTERS/Jason Lee)
Ilustrasi Emas Batangan (REUTERS/Jason Lee)

Kedua adalah rilis data inflasi AS yang diumumkan malam nanti. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan laju inflasi Negeri Adidaya pada Juni 2021 adalah 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 5% yoy.

Perlambatan laju inflasi bisa membuat The Fed tidak perllu terburu-buru unruk melakukan pengetatan kebijakan alias tapering off. So, dampaknya positif buat harga emas.

Emas dan dolar AS punya hubungan berbanding terbalik. Saat dolar AS lesu, maka harga emas akan naik dan demikian pula sebaliknya.

Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Ketika dolar AS melemah, emas menjadi lebih murah bagi investor yang menggenggam mata uang lain. Permintaan emas naik, harga terungkit.

"Saat ini, harga emas bergerak di dalam rentang US$ 1.793-1.818/troy ons. Saya lihat kemungkinannya akan sama seperti pergerakan minggu kemarin, tetapi dengan potensi melemah," sebut Franky dalam risetnya.

Menurut Franky, pasar mungkin melihat ada kemungkinan Powell memberi paparan yang optimistis sehingga harga emas akan menuju ke arah level support yang di kisaran US$ 1.775-1.760/troy ons. Namun jika pasar menilai tidak ada yang baru dari paparan Powell, maka harga emas akan menuju ke arah level resistance di kisaran US$ 1.818-1.842/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular