
Bentoel Ekspor Produk ke 23 Negara, Nilainya Nyaris Rp 3 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen emiten rokok Grup British American Tobacco (BAT), PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) menyampaikan perseroan berhasil mengekspor produk-produk berkualitas tinggi ke 23 negara di Asia Pasifik dan Timur Tengah di tahun lalu dengan nilai mencapai Rp 2,9 triliun.
Steve Pore, Presiden Direktur, Bentoel Internasional Investama, perseroan terus berkomitmen untuk mendukung program-program Pemerintah dalam berbagai bidang.
"Tahun lalu, kami ekspor produk-produk berkualitas tinggi ke 23 negara di Asia Pasifik dan Timur Tengah yang nilainya mencapai Rp 2,9 triliun," katanya, dalam keterangan resmi, Jumat (9/7/2021).
"Negara tujuan ekspor Perseroan tersebut telah mengalami peningkatan yang pesat dari sebelumnya yang berjumlah 20 negara di tahun 2019. Pencapaian ini tentunya turut memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan ekspor negara dan pertumbuhan ekonomi nasional," jelasnya.
Pernyataan in disampaikan Steve usai perseroan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang telah menyetujui dan mengesahkan Laporan Direksi dan Laporan Dewan Komisaris mengenai jalannya usaha perseroan dan administrasi keuangan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.
Steve mengatakan, dengan didukung oleh infrastruktur operasional yang lengkap, mulai dari proses penanaman daun tembakau sampai distribusi produk akhir (seed-to-smoke), perusahaan membuktikan kontribusinya terhadap agenda Grup dalam mencapai visi 'Masa Depan yang Lebih Baik' (A Better Tomorrow) dengan melakukan ekspor.
Ekspor ini dilakukan baik dalam bentuk rokok maupun tembakau dan bertransformasi menjadi pusat ekspor (export hub) multi-kategori.
Sejalan dengan komitmen perseroan untuk terus berinovasi dan memenuhi selera konsumen di tengah lingkungan yang begitu cepat berubah, tahun lalu perseroan juga memperkenalkan VELO untuk memberikan pilihan yang lebih rendah risiko (berdasarkan uji berat dan asumsi perubahan total pola konsumsi rokok. Produk-produk ini tidak bebas risiko dan membuat kecanduan) dan lebih mudah dinikmati bagi konsumen.
VELO merupakan kantong nikotin bebas tembakau yang pertama di Indonesia yang pada awalnya diperkenalkan di Swedia.
Lebih lanjut, dalam pernyataan resminya, manajemen Bentoel menyatakan, setelah melalui penyempurnaan selama bertahun-tahun, induk perusahaan perseroan, British American Tobacco (BAT) dengan bangga mengumumkan bahwa Indonesia menjadi pasar ke-18 yang tergabung dengan kelompok pasar dengan ambisi baru.
BAT adalah perusahaan tembakau global yang memiliki jaringan di lebih dari 180 negara. Hal ini memungkinkan perseroan untuk menambahkan brand global Dunhill dan Lucky Strike ke dalam portofolionya.
Sementara itu, tembakau tetap menjadi bagian yang sangat penting dari bisnis perusahaan. Bentoel Group juga berkomitmen untuk meningkatkan nilai rokok tradisionalnya melalui inovasi dan produk kelas dunia.
"Dukungan terhadap program Pemerintah juga diwujudkan saat perseroan membangun visi Masa Depan yang Lebih Baik (A Better Tomorrow), Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola adalah yang terpenting dan paling utama dari semua yang dilakukan, dan keberlanjutan (sustainability) adalah inti dari bisnis kami," kata Steve Pore.
"Agenda keberlanjutan mencerminkan komitmen perseroan untuk mengurangi dampak kesehatan atas bisnis kami sebagai fokus utama perhatian kami. Dalam menjalankan produksi tembakau, perseroan tidak melupakan aspek menjaga lingkungan," jelasnya.
Beberapa usaha perseroan adalah berkolaborasi dengan Universitas Mataram untuk menjalankan penelitian mengenai kualitas air, tanah, dan udara saat produksi tembakau, melakukan program penghijauan dengan menanam 8.200 pohon kemiri di Lombok Tengah dan Lombok Timur, serta melakukan pelatihan di lapangan untuk mitra petani sebagai bagian dari Program Tembakau Berkelanjutan.
Program ini merupakan komitmen perseroan untuk secara terus menerus dalam memberdayakan dan mendukung pertumbuhan usaha kecil dalam rangka membantu memulihkan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Di tahun 2020, perseroan juga berperan aktif dalam mendukung berbagai upaya pemerintah dalam menangani krisis ini, tim lintas divisi secara cepat bekerja bersama untuk memproduksi hand sanitizer di salah satu pabrik Perseroan di Malang.
Hand sanitizer tersebut, bersama dengan bantuan lain berupa masker, kaca mata medis, sarung tangan, dan Alat Pelindung Diri (APD) didistribusikan kepada masyarakat sekitar melalui Pemerintah di Jakarta, Kota dan Kabupaten Malang, serta Nusa Tenggara Barat.
Hasil RUPST
Dalam RUPST hari ini, sehubungan dengan pengunduran diri Mercy Francisca Sinaga sebagaidDirektur dan dengan mempertimbangkan kesinambungan rencana kegiatan perseroan, para pemegang saham menyetujui untuk mengangkat Dinar Shinta Ulie sebagai direktur.
Dengan demikian, susunan direksi perseroan sejak penutupan RUPST ini adalah sebagai berikut:
Direksi:
Presiden Direktur : Steven Gerald Pore
Direktur : Faisal Saif
Direktur : Martin Arthur Guest
Direktur : Widyo Rulyantoko
Direktur : Dinar Shinta Ulie
Manajemen mengungkapkan, tahun 2021 masih akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri tembakau.
Kenaikan Tarif Cukai dan Harga Jual Eceran (HJE) yang tertinggi dalam sejarah, kurangannya tingkat prediktabilitas peraturan, meningkatnya perdagangan rokok ilegal serta minimnya insentif untuk mendorong investasi telah memberikan tekanan yang besar bagi industri tembakau secara keseluruhan.
Di tengah tantangan akibat kebijakan tarif cukai tersebut, dunia juga menghadapi tantangan lain akibat munculnya pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020.
Pandemi COVID-19 juga turut menambah tekanan yang dialami oleh perseroan pada tahun 2021.
Di tengah kondisi ini, Steve menyatakan perseroan berharap agar pemerintah lebih memperhatikan keberlanjutan industri tembakau melalui regulasi yang berimbang bagi seluruh pemangku kepentingan.
"Terlepas dari tantangan-tantangan tersebut di atas, perseroan yakin bahwa kami akan terus berperan aktif dalam perekonomian Indonesia menciptakan nilai dan masa depan yang lebih baik bagi semua pemangku kepentingan."
"Di tengah situasi yang sulit seperti sekarang ini, kami berkomitmen untuk terus mendukung pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi akibat dari dampak pandemi tersebut," katanya.
Oleh karena itu, katanya, pihaknya sangat berharap agar pemerintah dapat lebih memperhatikan keberlangsungan industri tembakau dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan serta regulasi yang berimbang bagi seluruh pemangku kepentingan.
"Hal ini mengingat saat ini industri tembakau membutuhkan waktu untuk melakukan recovery atas penurunan penjualan yang cukup signifikan," tutup Steve.
Di sisi lain, terkait dengan vaksinasi, pada Rabu, 30 Juni 2021, Bentoel Group bersama Komando Distrik Militer (Kodim) 0818 Kabupaten Malang - Kota Batu baru saja menggelar vaksinasi massal di di pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Karanglo.
Proses vaksinasi dilakukan dengan target 1.250 karyawan. Program Vaksinasi ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam mempercepat proses vaksinasi bagi masyarakat serta membantu pemulihan ekonomi nasional.
Selain program tersebut, perseroan juga berpartisipasi dalam program Vaksin Gotong Royong yang disediakan oleh Pemerintah melalui Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Omzet Anjlok 44% di Q1, Rokok Bentoel Masih Rugi Rp 7 M
