
Rupiah Ternyata Perkasa Juga Lawan Dolar Singapura Pekan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Dolar Singapura bergerak volatil antara penguatan dan pelemahan melawan rupiah pada perdagangan Jumat (9/7/2021). Hal yang sama juga terjadi kemarin, sebelum berakhir stagnan. Tetapi jika dilihat sejak awal pekan, rupiah ternyata masih lebih perkasa meski sedang menghadapi lonjakan kasus penyakit virus corona (Covid-19).
Pada pukul 10:12 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.736,69, dolar Singapura menguat tipis 0,03% di pasar spor, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, dolar Singapura sempat melemah ke 0,21% dan menguat 0,07%.
Sebelum berakhir stagnan kemarin, dolar Singapura sudah melemah 3 hari beruntun melawan rupiah, dengan total 0,5%.
Singapura menjadi salah satu negara dengan penanganan dan pemulihan dari Covid-19 yang cukup baik. Berdasarkan Nikkei Covid-19 Recovery Index, Singapura yang berada di posisi ke-12, sementara Indonesia berada di urutan ke-110.
Kasus Covid-19 di Indonesia bahkan terus mencetak rekor tertinggi. Kementerian Kesehatan mencatat pada Kamis (8/7/2021) penambahan pasien baru Covid-19 hingga pukul 12:00 WIB sebanyak 38.391 orang. Penambahan tersebut merupakan rekor terbanyak, jauh melampaui rekor 34 ribuan orang sehari sebelumnya.
PPKM Mikro Darurat menargetkan kasus positif harian bisa ditekan hingga ke bawah 10.000 per hari. Efeknya memang belum terlihat sebab baru dilakukan selama 5 hari.
Tanda-tanda berhasil atau tidaknya PPKM Mikro Darurat baru akan terlihat setidaknya satu minggu ke depan, mengingat adanya masa inkubasi virus corona.
Meski demikian, lonjakan tinggi kasus Covid-19 tersebut tentunya membuat pelaku pasar was-was. Jika Penambahan kasus belum sukses dilandaikan, ada kemungkinan PPKM Mikro Darurat akan diperpanjang yang tentunya akan berdampak pada pemulihan ekonomi.
Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi mengatakan, PPKM Darurat hingga 20 Juli 2021 kemungkinan besar efektif menurunkan mobilitas masyarakat. Namun, tidak menjamin angka penurunan kasus positif Covid-19 akan menurun.
Berkaca dari pengalaman kenaikan kasus Covid-19 pada bulan Januari 2021, kata Dendi dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk bisa menurunkan kasus Covid-19 ke level 'normal' 5.000 hingga 6.000 kasus per hari.
"Lebih dari itu, penerapan PPKM Darurat ini kemungkinan besar diperpanjang jika tidak terjadi penurunan kasus positif harian Covid-19 secara signifikan," jelas Dendi dalam siaran resminya Kamis (8/7/2021).
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!
