Analisis Teknikal

Bursa Saham Global Alami Aksi Jual, IHSG Semoga Tegar!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 July 2021 08:05
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan kinerja yang mengecewakan pada perdagangan Kamis. Sementara pada perdagangan hari ini, Jumat (9/7/2021), IHSG berisiko merosot lebih dalam, sebab pasar saham global sedang mengalami aksi jual yang besar.

Kemarin, sepanjang sesi I IHSG nyaman di zona hijau, bahkan sempat menguat hingga 0,6%. Di awal sesi II, IHSG masih berada di zona hijau sebelum akhirnya masuk ke zona merah dan mengakhiri perdagangan di 6.039,896, melemah tipis 0,07%.

Pelemahan tipis tersebut lebih baik ketimbang bursa Asia, Eropa hingga Amerika Serikat (Wall Street) yang merosot tajam kemarin.

Indeks S&P 500 yang sehari sebelumnya mencatat rekor tertinggi sepanjang masa justru memimpin penurunan Wall Street. Melansir data Refintiv, indeks S&P 500 merosot 0,86% ke 4.320,82, disusul indeks Dow Jones anjlok 0,75% ke 34.421,93, dan indeks Nasdaq minus 0,72% ke 14.559,79.

Sementara itu dari Eropa, indeks DAX Jerman ambrol 1,7% dan FTSE 100 Inggris minus 1,68%. Kemudian Indeks CAC Prancis serta FTSE MIB Italia masing-masing jeblok 2% dan 2,55%. 

Risiko berlanjutnya aksi jual di pasar saham pada hari ini sangat besar, sebab investor sedang dibuat cemas akibat kemungkinan merosotnya perekonomian global akibat serangan terbaru virus corona.

Secara teknikal, rerata pergerakan 100 hari (Moving Average 100/MA 100) terbukti mampu menahan penguatan IHSG. Setelah mencapai level tersebut, bursa kebanggaan Tanah Air ini berbalik melemah.

MA 100 menjadi tembok tebal atau resisten yang kuat, beberapa kali IHSG mencoba melewatinya tetapi selalu gagal. IHSG berada di bawah MA 100 sejak 31 Maret lalu, lebih dari 3 bulan terakhir.

IHSG kini terjepit antara MA 100 dan MA 50 yang berada di kisaran 5.970 hingga 5.980. Selama kedua MA tersebut salah satunya belum ditembus secara konsisten, maka IHSG cenderung akan bolak balik.

Level psikologis 6.000 tetap menjadi support terdekat, jika dilewati IHSG berisiko turun ke 5.970 (MA 50). Sementara jika mampu bertahan di atas level psikologis, IHSG berpeluang menguji lagi MA 100.

jkseFoto: Refinitiv
jkse

Sementara itu indikator stochastic pada grafik harian sudah mulai turun dari wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Tekanan bagi IHSG berkurang setelah Stochastic keluar dari wilayah overbought, meski harus menunggu hingga mencapai oversold agar mendapat momentum penguatan yang kuat.

Artinya, secara teknikal IHSG masih akan bolak balik di antara MA 100 dan MA 50.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular