
Kurang Puas di Sesi 1, IHSG Bakal Nanjak di Sesi 2

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten di teritori positif sepanjang perdagangan sesi pertama Kamis (8/7/2021), di tengah reli saham-saham kesehatan dan hilangnya kekhawatiran seputar pengambilan opsi karantina wilayah (lockdown).
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.051,653 atau menguat 7,6 poin (+0,13%) setelah sepanjang perdagangan pagi berada di zona hijau dengan level pembukaan di 6.052,804 atau menguat 0,11%.
IHSG bahkan sempat menyentuh level tertinggi harian di 6.080,222 pada pukul 10:00 WIB dengan level terendah hanya pada 6.046,278. Sebanyak 208 saham meguat, 242 lain melemah, dan 172 sisanya flat.
Nilai transaksi bursa hari ini kembali menipis, ke kisaran Rp 6,9 triliun yang melibatkan 11 miliaran saham dalam transaksi 823.000-an kali. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (net sell) tipis, senilai Rp 15,2 miliar.
Penguatan IHSG terjadi mengikuti angin positif dari bursa Amerika Serikat (AS) yang menguat pada dini hari tadi menyusul rilis nota rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Nota tersebut menunjukkan The Fed tidak akan buru-buru melakukan pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder, atau biasa dikenal dengan kebijakantapering off.
Mayoritas anggota Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) sepakat perekonomian harus menunjukkan "kemajuan substansial lebih jauh" sebelum The Fed mulai mengetatkan kebijakan moneter.
Meski demikian, memang ada beberapa anggota FOMC yang melihat pemulihan ekonomi jauh lebih cepat dari perkiraan, dan inflasi sudah sangat tinggi, sehingga The Fed perlu "menarik pedal gas".
Ini pun memberikan angin segar bagi pasar global karenatapering offsecara historis memicu penarikan dana asing yang selama ini diputar di negara berkembang, untuk dibelanjakan aset di negara maju.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.
Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.980.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 56 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Dibuka Hijau, IHSG Sempat Sentuh Rekor Lagi