Bukalapak Disebut Bidik Rp 14 T, Bakal Salip Nilai IPO GoTo?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
08 July 2021 12:18
Bukalapak (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Bukalapak (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan e-commerce Indonesia yang disokong Grup Emtek, PT Bukalapak.com menargetkan menarik dana lebih dari US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 14 triliun (kurs Rp 14.000/US$) dalam penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sumber Reuters yang mengetahui informasi ini mengatakan jumlah fund raising itu 25% lebih banyak dari yang direncanakan sebelumnya.

Kenaikan target dana IPO dilakukan atas indikasi permintaan investor yang kuat pada listing perusahaan unicorn teknologi pertama di Indonesia ini.

Bukalapak, yang disokong juga oleh investor dana abadi Singapura, GIC dan Microsoft, akan menjadi IPO lokal terbesar dalam 13 tahun terakhir dan terbesar yang pernah dilakukan startup di negara Asia Tenggara.

Ukuran target dana IPO yang dinaikkan menunjukkan bahwa investor tertarik untuk mendapatkan penawaran sektor teknologi yang relatif langka di wilayah yang menawarkan kelas konsumen yang berkembang.

Sumber Reuters tersebut juga menggarisbawahi pencairan dana yang jumbo ini seiring dengan upaya perusahaan di bawah kendali PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) ini karena sedang mengejar pertumbuhan yang cepat.

Apalagi sebelumnya perusahaan ride-hailing-to-payment regional, Grab, juga disebutkan sudah mencapai rekor merger senilai US$ 40 miliar dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus (special purpose acquisition company/SPAC )AS untuk listing di AS.

Dokumen penawaran untuk IPO Bukalapak akan dibuka pekan ini selama sekitar 10 hari, dan akan diikuti dengan jadwal pencatatan atau listing pada Agustus, kata sumber yang menolak disebutkan namanya karena tidak berwenang berbicara kepada media.

CNBC Indonesia sudah mencoba mengonfirmasi target dana tersebut kepada Titi Maria Rusli, Sekretaris Perusahaan Elang Mahkota Teknologi, induk dari Bukalapak, tapi belum ada informasi resmi.

Dalam keterangan 23 Juni lalu, manajemen Bukalapak menyebutkan perusahaan mencari kesempatan untuk terus berkembang secara finansial. Pernyataan saat itu disampaikan menanggapi beredarnya dokumen rencana IPO.

Dalam dokumen mini expose itu, disebutkan rencana IPO Bukalapak akan melepas saham maksimal sebanyak 25% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan.

VP of Corporate Affairs Bukalapak Siti Sufintri Rahayu mengatakan perusahaan berfokus pada strategi berkelanjutan yang memberikan nilai tambah kepada partner dan pengguna perusahaan.

"Kami senantiasa mengeksplorasi kesempatan bagi perusahaan untuk terus bertumbuh dan berkembang secara finansial," kata dia kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/6/2021).

"Namun, untuk saat ini, kami belum membuat keputusan apapun. Fokus kami saat ini adalah terus mencari strategi yang tepat untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan menciptakan nilai tambah bagi para partner dan pengguna untuk waktu-waktu mendatang," lanjutnya.

Adapun berdasarkan dokumen mini expose yang bereda tersebut perusahaan telah menunjuk setidaknya 5 penjamin emisi yang terbagi atas joint global coordinator: UBS (global), BofA Securities.

Lalu joint bookrunners: UBS (global), BofA Securities, dan Mandiri Sekuritas. Lalu joint lead managing underwriters: PT Mandiri Sekuritas, PT Buana Capital Sekuritas. Kemudian domestic underwriters: PT UBS Sekuritas Indonesia.

Timeline IPO Bukalapak.comFoto: Timeline IPO Bukalapak.com
Timeline IPO Bukalapak.com

Dana hasil IPO ini oleh perusahaan akan digunakan untuk modal kerja dan untuk tujuan umum perusahaan.

Reuters melaporkan pada Juni lalu bahwa IPO Bukalapak dapat mengumpulkan antara US$ 500 juta dan $800 juta tergantung pada permintaan investor dan kondisi pasar.

Bukalapak, yang dalam bahasa Indonesia berarti membuka kios di pasar, membuntuti pemimpin pasar yakni Tokopedia, Shopee Sea Ltd dan Lazada Alibaba di pasar e-commerce Indonesia dengan nilai total pasar mencapai US$ 40 miliar yang diukur berdasarkan nilai barang dagangan secara gross.

Rencana listing ini hadir lebih dulu sebelum rencana IPO GoTo, entitas gabungan Tokopedia dan perusahaan ride-hailing dan pembayaran Gojek.

Sumber mengatakan GoTo sedang mencari untuk mengumpulkan setidaknya US$ 2 miliar dalam pendanaan pra-IPO dalam beberapa bulan ke depan, yang akan diikuti oleh listing di Indonesia.

CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan komitmen perseroan saat ini yakni fokus untuk mengembangkan bisnis lebih kencang lagi untuk pasar Vietnam dan Singapura setelah perusahaan berkolaborasi dengan Grup AirAsia di Thailand. Adapun rencana IPO masih selaras dan tengah dipersiapkan.

"Memang IPO adalah rencana yang sejalan dari upaya kami untuk mengembangkan bisnis dalam jangka panjang, ini keputusan yang kami buat atas dasar komitmen dalam mendukung sumber daya serta leadership yang ada saat ini," katanya dalam konferensi pers global AirAsia-Gojek pada Rabu siang ini secara virtual (7/7).


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duit IPO Berlimpah Tak Kunjung Habis, Apa Kabar Bisnis Bukalapak?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular