
Nyaris 3 Tahun Listing, Duit IPO Bukalapak Masih Sisa Rp 9,83 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten Unicorn PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menyampaikan, realisasi penggunaan dana hasil pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) hingga 30 Juni 2024 sebesar Rp 11.498.116.777.964
Mengutip keterbukaan informasi, BUKA melantai di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 6 Agustus 2021. Saat itu, nilai bersih hasil realisasi IPO sebesar Rp 21.325.831.441.351. Sehingga, sisa dana hasil penawaran umum BUKA menjadi Rp 9.827.714.663.387.
Disebutkan dalam keterangan tersebut, rincian realisasi penggunaan dana IPO tersebut di antaranya, modal kerja BUKA sebesar Rp 6.406.480.143.943, modal kerja PT Buka Mitra Indonesia sebesar Rp 1.144.888.022.700, PT Buka Usaha Indonesia sebesar Rp 16.969.920.252.
Selanjutnya, modal kerja entitas anak PT Buka Pengadaan Indonesia sebesar Rp 35.612.000.000, modal kerja Bukalapak Pte. Ltd sebesar Rp 1.053.200.000, modal kerja entitas anak PT Five Jack sebesar Rp 1.256.815.802.
Selain itu, pertumbuhan dan pengembangan usaha dan entitas anam dan modal kerja entiras anak selain yang sudah disebutkan sebesar Rp 3.891.856.675.267.
Sepanjang tahun lalu, mencatatkan kerugian Rp 1,36 triliun sepanjang tahun 2023. Angka tersebut berbalik dari catatan laba Rp 1,98 triliun setahun sebelumnya. Pendapatan bersih BUKA tercatat naik 23% menjadi Rp 4,44 triliun dari semula Rp 3,62 triliun setahun sebelumnya.
BUKA tercatat masih urung membukukan laba dan gagal menepati janji untuk mencapai EBITDA positif pada kuartal terakhir tahun lalu. Tercatat EBITDA kuartal-IV BUKA mencapai adalah negatif Rp806 miliar, sedangkan EBITDA yang disesuaikan netagif Rp46 miliar.
Hingga akhir Desember 2023 tercatat BUKA menempatkan deposito di sejumlah bank besar, termasuk di BRI (Rp 5,19 triliun), BNI (Rp 3,01 triliun) dan Allobank (Rp 902 miliar) dalam rupiah dan Rp 3 triliun lebih dalam bentuk dolar AS di BNI dan BRI.
Adapun suku bunga tahunan untuk deposito berjangka berada di kisaran 4% hingga 7% untuk mata uang rupiah dan 6% untuk denominasi dolar.
Tidak hanya itu, perusahaan juga memegang sejumlah surat berharga negara dan reksadana.
Secara total, bunga deposito, bank dan obligasi pemerintah BUKA tahun lalu mencapai Rp 822 miliar, naik signifikan dari capaian tahun sebelumnya Rp 541 miliar.
Cuan jumbo Bukalapak dari penempatan dana di deposito nyatanya tidak dapat dirasakan oleh para pemegang saham, khususnya yang sejak dari awal mengincar IPO perusahaan e-commerce yang belakangan mulai melebarkan sayap bisnisnya. Saham BUKA tercatat selalu merah sejak Februari dan hanya tiga kali menguat tahun ini. Saham BUKA telah ambles 83% sejak IPO Agustus 2021.
Sebagai catatan, sesuai prospektus IPO rencana penggunaan dana penawaran umum perdana saham Perseroan untuk modal kerja entitas anak akan direalisasikan selambat-lambatnya pada 31 Desember 2025.
Terkait penyaluran dana IPO yang masih terbatas, BUKA menyebut hal tersebut adalah bagian kehati-hatian perusahaan dalam melakukan investasi.
"Terkait dengan sisa dana hasil penawaran umum yang belum terealisasi, sesuai dengan rencana realisasi hasil penawaran umum yang telah disetujui pemegang saham pada RUPSLB, Perseroan akan menggunakan dana tersebut secara hati-hati sehingga dapat menghasilkan keuntungan terbaik bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan Perseroan," ungkap BUKA dalam keterbukaan terkait penggunaan dana IPO.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duit IPO Berlimpah Tak Kunjung Habis, Apa Kabar Bisnis Bukalapak?