
IHSG Cuma Koreksi Tipis, Asing Obral Saham Bank Raksasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun tipis pada perdagangan Rabu (7/7/2021), setelah sebelumnya sempat dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini. Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah tipis 0,05% ke level 6.044,04.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi hari ini kembali naik menjadi Rp 13,8 triliun dan terpantau investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 87 miliar di pasar reguler. Sebanyak 224 saham naik, 274 saham turun dan 144 lainnya stagnan.
Dari daftar net sell, asing tercatat melepas beberapa saham, di mana saham bank dengan kapitalisasi terbesar (big cap), yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi incaran aksi jual investor asing pada hari ini.
Berikut saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini adalah:
Sementara dari daftar net buy, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) masih dikoleksi oleh investor asing pada hari ini. Adapun saham-saham yang dilepas oleh investor asing pada hari ini.
Dari dalam negeri, Per Selasa (6/7/2021) kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah pasien positif corona (Covid-19) di Indonesia mencapai 2.345.018 orang, atau bertambah 31.189 orang dari hari sebelumnya. Ini adalah rekor penambahan kasus harian tertinggi sejak virus Covid-19 mewabah di Tanah Air.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata tambahan pasien positif baru adalah 23.350 orang per hari, atau melonjak lebih dari 2 kali lipat ketimbang rerata 14 hari sebelumnya (10.628 orang setiap hari). Artinya, jelas kurva kasus Covid-19 Indonesia semakin runcing, alias meningkat tajam.
Sementara, pemerintah memberlakukan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyrakat (PPKM) Mikro darurat yang berujung kericuhan di lapangan, karena aksi sekat di jalan-jalan utama perbatasan DKI Jakarta tidak diikuti penghentian aktivitas perkantoran.
Investor mengabaikan kabar bagus dari Bank Indonesia (BI) yang melaporkan bahwa cadangan devisa (cadev) bulan lalu melonjak US$ 700 juta, menjadi US$ 137,1 miliar. Pasalnya, kenaikan tersebut terjadi karena penarikan utang baru, berupa emisi sukuk dalam dolar AS senilai US$ 3 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Lesu Lagi, Asing Borong BBCA-TLKM & Lepas BUKA-ISAT